MADANIACOID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali menyoroti potensi gempa megathrust di Indonesia, menekankan bahwa bencana tersebut hanya menunggu waktu untuk terjadi.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta.
Daryono menyatakan bahwa kekhawatiran mengenai gempa megathrust didasarkan pada analisis mendalam terhadap zona megathrust di Indonesia, khususnya pada segmen Megathrust Selat Sunda dan segmen Mentawai-Siberut.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, segmen Selat Sunda diperkirakan dapat memicu gempa dengan kekuatan mencapai 8,7 magnitudo, sedangkan segmen Mentawai-Siberut berpotensi menghasilkan guncangan hingga 8,9 magnitudo.
Menurut Daryono, para ilmuwan percaya bahwa ini hanya masalah waktu sebelum bencana besar terjadi. Seismic gap, yaitu kekosongan waktu dalam siklus gempa, menunjukkan bahwa potensi terjadinya gempa besar semakin tinggi di kedua segmen ini. Daryono menekankan pentingnya memahami bahwa potensi magnitudo gempa di Selat Sunda bisa mencapai 8,7, sedangkan di Mentawai-Siberut bisa mencapai 8,9.
Daryono juga menjelaskan bahwa megathrust adalah zona pertemuan antara lempeng tektonik bumi yang berpotensi memicu gempa bumi yang merusak serta gelombang tsunami.
Berdasarkan peta sumber bahaya gempa (PuSGen) dari tahun 2017, Indonesia dikelilingi oleh 13 zona megathrust. Zona-zona ini membentang di berbagai daerah, termasuk di selatan Jawa dan Bali untuk segmen Selat Sunda, dan di barat Sumatra untuk segmen Mentawai-Siberut.
“Oleh karena itu, oleh para ilmuwan, tinggal menunggu waktu saja. Seismic gap megathrust Selat Sunda potensi mencapai 8,7 magnitudo dan megathrust Mentawai-Siberut potensi 8,9 magnitudo,” kata Daryono di Jakarta yang dikutip dari Antara, Selasa, 13 Agustus 2024.
Perwakilan BMKG tersebut turut menjelaskan megathrust adalah zona pertemuan antar-lempeng tektonik bumi yang memiliki potensi untuk memicu gempa bumi destruktif dan gelombang tsunami.
Pada segmen Selat Sunda beberapa zona megathrust terbentang di Selatan Jawa-Bali, sedangkan di Mentawai-Siberut tersebar di barat Sumatra.
Peringatan dari BMKG ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan potensi bahaya dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi kemungkinan bencana gempa besar yang bisa mengakibatkan kerusakan parah dan gelombang tsunami di wilayah-wilayah tersebut.
Discussion about this post