MADANIACOID – Sejumlah karya dari para alumni seni rupa ITB yang diundang secara khusus, hadir ‘menghangatkan’ ruang pamer di Lawangwangi Creative Space, Bandung Barat, mulai tanggal 15 Agustus hingga 8 September 2024.
Bertajuk Milestone yang berarti tonggak raihan atau tonggak pencapaian, pameran ART IASR ini direncanakan untuk digelar setiap tahun (annual) dan menggunakan beberapa galeri yang akan menghadirkan karya-karya para lulusan dari berbagai angkatan dengan kurasi yang mencerminkan dinamika praktek seni rupa alumni masa depan.
Tak dipungkiri jika melihat karya-karya mereka, kita bisa melihat kembali bagaimana para seniman lulusan alumni seni rupa ITB, telah berperan besar dalam menyumbangkan nilai kultural di dalam medan sosial seni rupa, baik praktek dan pemikiran di Indonesia mau secara internasional.
Erna Garnasih Pirous, pelukis paling senior (angkatan 1960 di seni rupa ITB) pada pameran perdana ART IASR ini, mengatakan bahwa setiap generasi memiliki kekhasan dalam praktik seni yang disertai wawasan keilmuan serta pengalaman seninya masing-masing.
Kurator dan Kordinator, di Lawangwangi Creative Space, Lembang – Bandung, Rifky “Goro” Effendy menuturkan dalam perkembangan mutakhir praktek seni rupa, lintas bidang dalam dunia seni sangat lazim dilakukan para alumni, banyak lulusan bidang desain misalnya melompat pagar batas ke seni lukis, patung dan sebagainya, pun sebaliknya.
Menurutnya, kefleksibelan sekat seni rupa hari-hari ini, bahkan menunjukan lintas keilmuan, beberapa terlibat dalan proyek-proyek bersifat kemasyarakatan, dunia kuliner, teknologi dan lain sebagainya.
“Berbagai perubahan paradigma seni adakalanya dipengaruhi suatu gerakan kelompok kultural tertentu maupun pemikiran baik lokal maupun global, selain tentunya dinamika perkembangan ekonomi,” kata Rifky “Goro” Effendy.
Agus Suwage, lulusan seni grafis sebagai contoh, tidak hanya membuat gambar (drawing) dan lukisan, ia juga mengeksplorasi media dengan cara mencampur penempatan medium gambar dengan dan perlbagai media industrial untuk menyajikan karya instalasi multimedia.
Demikian halnya dengan Tisna Sanjaya dengan eksplorasi seni grafis serta medium lain pada karya-karyanya. Kita bisa melihat karya seni lukis realisme melalui sapuan kuas R.E. Hartanto dan Yogie Achmad Ginanjar yang mengolah cat minyak dan akrilik di atas kanvas – sebagaimana lazimnya lukisan di era sekarang -dengan kekuatan meramu konteks dan konten melalui pencapaian seni lukis yang tidak diragukan lagi.
Serta alumni seni rupa ITB paling muda dalam pameran ART IASR ini, yaitu Restu Taufik Akbar, lulusan seni lukis, yang melukis di atas permukaan logam stainless yang memantul menggunakan polyurethane, nitrocellulose dan vitrail.
Terkait pameran ART IASR yang pertama di art gallery, Lawangwangi Creative Space, Andonowati (Direktur ArtSociates) memberikan pandangan bahwa seniman lulusan seni rupa ITB menunjukan kualitas kekaryaan yang dapat dipersaingkan di pasar seni rupa dalam negeri dan luar negeri.
“Sebagian yang memang berkarir di bidang seni, karyanya proper. Tapi yang tidak berkarir perlu ditingkatkan agar lebih bagus,” Kata Andonowati.
Sementara itu, Rikrik Kusmara, Dekan FSRD-ITB, mengatakan dalam pembukaan pameran ART IASR, “…nyaris terjadi pasar seni ITB pada awal September 2024 tetapi tidak terlaksana karena ketidaksiapan pemerintah daerah. Mau tidak mau kampus mengamati praktik seni para alumninya. Kesimpulannya, kontribusi alumni seni rupa dan desain dari kampus ITB telah mengubah wajah Indonesia. Ini menjadi triger kepada mahasiswa untuk meningkatkan lebih baik kekaryaannya.
Legenda Pasar Seni ITB perlu dimutakhirkan sesuai konteks jaman dan berdampak lebih kuat kepada masyarakat,” tutur Ririk Kusmara di Lawangwangi Creative Space, Bandung.
Seniman-seniman yang menyajikan karyanya pada pameran perdana IASR – ITB, selain yang disebutkan di atas, adalah Ahadiat Joedawinata, Amrizal Salayan, Andar Manik, Andy Dewantoro, Andy Dwi Tjahjono, Asmudjo J. Irianto, Budi A. Nugroho, Dadan Setiawan, Deden Hendan Durahman, Deden Imanudin, Devy Ferdianto, – Dewi Aditia – Dewi Fortuna Maharani, Diyanto, Erika Ernawan.
Kemudian ada Erna Garnasih Pirous, Etza Meisyara, Guntur Timur, Harry Suliztiarto, Isa Perkasa, John Martono, Kemalezedine, Marintan Sirait, Meliantha Muliawan, Mujahidin Nurrahman, Natas Setiabudhi, Ni Ketut Ayu Sri Wardani, Nurdian Ichsan, Patra Aditia, Redmiller Blood, Rega Ayundya, Rendy Raka Pramudya, Rini Chairin Hayati, Septian Harri Yoga, Tennesse Caroline, Tiarma Sirait, Tisa Granicia, Titarubi, Willy Himawan dan Wiyoga Muhardanto.
Pameran ART IASR perdana di art gallery – Lawangwangi Creative Space, Bandung, menyajikan karya seni lukis, patung, fotografi, cetak grafis, instalasi seni, dan lainlain yang setiap karya menjadi ciri khas pencapaian karya masing-masing seniman. Selamat mengapresiasi karya seni rupa alumni seni rupa ITB.***
Discussion about this post