MADANIACOID – Besarnya potensi bencana alam pada masa transisi musim penghujan tidak boleh disepelekan.
Ciri-cirinya seperti angin kencang, angin putih beliung, perubahan suhu, cuaca ekstrem, hujan es hingga bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan tanah bergerak.
September ini masyarakat kota bandung dihimbau untuk berwaspada karena sudah mulai memasuki periode transisi musim penghujan dan bencana alam bisa terjadi sewaktu-waktu.
Hal itu dijelaskan Kepala Seksi (Kasi) Mitigasi Bencana Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar Pb) Kota Bandung, Amires Pahala dalam program Bandung Menjawab, Rabu (21/09/2022).
Melansir dari bandung.go.id ia menyampaikan bahwa puncak musim hujan terjadi antara Januari-Februari 2022.
“Ada 13 kecamatan yang berisiko banjir. Di beberapa titik di kecamatan itu berisiko tinggi akan bencana,” ujar Amires.
Hasil Kajian Risiko Bencana memaparkan beberapa lokasi yang rawan banjir di antaranya Kecamatan Andir, Astanaanyar, Babakan Ciparay, Bandung Kulon, Bandung Kidul, Panyileukan, Batununggal, Bojongloa Kidul, Rancasari, dan Kecamatan Kiaracondong.
Dilihat dari wailayahnya Bandung Selatan lebih sering terjadi banjir akibat perubahan ekosistem dan adanya aliran enam sungai. Sedangkan Bandung Timur sering terjadi longsor karena kurangnya daerah serapan.
Mencegah ragam bencana terjadi, Amires melakukan mitigasi dan edukasi ke masyarakat untuk melihat potensi dan gejala perubahan sosial.
seperti diharuskan menjaga selokan, jangan buang sampah sembarangan dan pemerintah membangun kolam retensi mencegah banjir.
Tidak hanya itu, pihaknya pun mengimbau aparat wilayah dan semua sektor pentahelix untuk bersama-sama mengurusi dan memantau potensi juga gejala alam. *** (Ririn Marinda).











Discussion about this post