BANDUNG, madania.co.id – Sejak berdiri pada tahun 1884, Stasiun Bandung terus berkembang menjadi pusat aktivitas transportasi darat di Jawa Barat. Arsitektur klasiknya masih memesona, tapi di balik dinding tua itu, teknologi dan pelayanan modern terus menyatu.
“Stasiun ini bukan cuma terminal, tapi pusat integrasi moda transportasi,” kata Kuswardojo, Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung. Senin (16/6/2025)
Saat ini, Stasiun Bandung melayani hingga 160 perjalanan kereta per hari, mencakup KA Jarak Jauh, KA Commuter, KA Feeder KCIC, hingga kereta barang. Rata-rata, KA Commuter mengangkut 8.000-12.000 penumpang, dan KA Feeder KCIC melayani 3.500 penumpang per hari.
Stasiun ini juga terus menambah fasilitas modern seperti:
– Face recognition untuk boarding,
– Drinking water station gratis,
– CCTV 24 jam, dan akses ramah disabilitas,
– Toilet bersih, musala nyaman, ruang tunggu luas, dan pos kesehatan.
Fungsi strategis Stasiun Bandung makin diperkuat sebagai gerbang utama perkeretaapian dari dan menuju Jakarta, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta.
Hal Ini membuktikan bahwa stasiun tua bisa tetap relevan, bahkan unggul, bila terus dibenahi dan diadaptasi dengan kebutuhan zaman.
“Dengan sejarah yang panjang dan semangat modernisasi, Stasiun Bandung adalah simbol kebangkitan transportasi publik masa kini,” tutup Kuswardojo.***











Discussion about this post