Madania.co.id, Bandung- Komunitas Serlok Bantaran Indonesia menggagas konservasi bambu, mata air, dan ikan native (asli) di Bantaran Sungai Cikapundung yang merupakan kolaborasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung bersama pihak lainnya.
“Pemkot Bandung mendukung upaya Revitalisasi Sungai Cikapudung dan Serlok Bantaran,” kata founder Serlok Bantaran Indonesia, Nusep Supriadi, dalam situs resmi Pemkot Bandung, Kamis (7/1/2021).
Nusep mengungkapkan, Komunitas Serlok Bantaran Indonesia berdiri dua tahun lalu. Nusep juga tergabung dalam komunitas Gejebur Tubing Adventure yang sering melakukan kegiatan “kukuyaan”.
Baik Serlok Bantaran Indonesia maupun Gejebur Tubing Adventure, beranggotakan pecinta sungai.
Nusep menuturkan, Sungai Cikapundung dulunya menjadi habitat banyak ikan-ikan sungai, seperti ikan badar, nilem, kekel, beunteur, dan lalawak.
Namun saat ini hampir semua jenis ikan tersebut tidak lagi hidup di Sungai Cikapundung, Kalaupun ada iklan yang hidup, merupakan ikan pendatang seperti lele yang sebetulnya predator.
Saat ini Serlok Bantaran bisa dikunjungi masyarakat. Karena pandemi Covid-19, pengunjung dibatasi.
Nusep ingin, para pengunjung tidak hanya berwisata atau ber”selfie”, melainkan meteka juga mendapat nilai edukasi.
Selain menikmati keindahan, pengunjung bisa mendapati beragam kerajinan olahan bambu seperti sedotan bambu. Juga bisa melihat kerajinan hasil daur ulang limbah plastik.
“Awal berdirinya Serlok Bantaran, salah satunya untuk mengurangi limbah plastik, salah satunya sedotan plastik yang hanya jadi barang sekali pakai,” kata Nusep.(m)
Discussion about this post