
Madania.co.id, Inggris- Kekhawatiran akan vaksin covid-19 hampir menghantui seluruh warga negara di dunia. Salah satunya negara dengan kasus positif urutan ke-5 tertinggi di dunia, Inggris.
Para imam Jum’at di 100 masjid lebih di seluruh Inggris telah mencoba meyakinkan para jemaah tentang keamanan vaksin Covid-19, pada Jum’at (15/01).
Para imam berusaha keras meyakinkan para jemaah di tengah kekhawatiran akan berita hoax yang dapat menghalangi upaya mereka dan pemerintah.
Dilansir The New Arab (15/01/21), umat Muslim yang menghadiri salat Jum’at kemarin akan diberi tahu tidak hanya vaksin itu halal, tetapi juga dianjurkan untuk orang-orang beriman, The Guardian melaporkan.
“Ini adalah tugas etis kita untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain dari bahaya,” kata para imam pada khutbah Jum’at yang sebagai bagian dari upaya yang dikoordinasikan Dewan Penasihat Nasional Masjid dan Imam (MINAB).
Pesan nasional itu muncul di tengah kekhawatiran beberapa orang di komunitas Muslim yang menjadi mangsa berita hoax dan teori konspirasi mengenai vaksin virus corona.
dr. Harpreet Sood, Kepala Prakarsa Anti-Disinformasi British National Health Service (NHS) telah memperingatkan bahwa masyarakat Asia Selatan sangat berisiko.
Teori konspirasi yang dibagikan melalui jaringan media sosial termasuk klaim palsu bahwa vaksin akan mengubah DNA penerima dan akan ditanam chip/alat pelacak selama proses vaksinasi.
Beredarnya Berita Hoax di Masyarakat
Klaim lain berita hoax melalui agama, beberapa Muslim dan Hindu diberitahu bahwa vaksin tersebut mengandung babi atau belum disetujui oleh para pemimpin agama.
Sedangkan daging babi dilarang dalam Islam, dan banyak umat Hindu mengikuti diet vegetarian yang ketat.
“Kami perlu menjelaskan dan menyadarkan orang bahwa tidak ada kandungan daging dalam vaksin, tidak ada daging babi dalam vaksin. Vaksin telah diterima dan didukung oleh semua pemimpin agama dan dewan dan komunitas agama,” kata Sood kepada BBC.
“Kami berusaha mencari panutan dan influencer, juga memikirkan warga biasa yang harus cepat mendapatkan informasi ini, agar mereka semua bisa saling mendukung, karena pada akhirnya setiap orang adalah panutan bagi semua orang,” tambahnya.
Jajak pendapat baru-baru ini oleh Royal Society of Public Health mengungkapkan bahwa orang-orang dari komunitas kulit hitam, Asia, dan etnis minoritas (BAME) kurang berkeinginan untuk menggunakan vaksin Covid-19 daripada mayoritas penduduk Inggris.
Hanya 57% orang BAME yang disurvei mengatakan mereka akan mengambil vaksin, dibandingkan dengan 79% responden kulit putih.
Angka-angka itu muncul ketika melihat fakta bahwa dari komunitas BAME-lah jumlah kematian tertinggi akibat Covid-19 di Inggris Raya.
Kantor resmi Inggris untuk Statistik Nasional menemukan pada tahun lalu, bahwa orang-orang dari semua komunitas etnis minoritas kecuali yang berasal dari Cina, memiliki risiko lebih tinggi meninggal akibat virus corona daripada komunitas kulit putih.
Sebuah studi terpisah oleh Universitas Manchester dan Universitas Sussex menemukan bahwa orang kulit hitam dan pria keturunan Bangladesh dan Pakistan hampir dua kali lebih mungkin meninggal karena virus dari pada orang kulit putih.
Dan dalam kasus ini, Inggris menjadi salah satu korban meninggal tertinggi di dunia akibat Covid-19. (dzk)
Discussion about this post