Madania.co.id, Bandung – Kepala Bidang Distribusi Perdagangan dan E-Commerce Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengungkapkan penyebab kenaikan harga daging sapi yang akhir-akhir ini terbilang tinggi.
Menurutnya, stok sapi di Australia yang berkurang menjadi penyebab utama.
“Penyebab kenaikan harga daging sapi dipicu akibat stok sapi di Australia berkurang, sehingga pasokan ke Indonesia berkurang dan harganya mengalami kenaikan (informasi dari importir),” ujarnya saat dihubungi, Kamis (21/1/2021).
Dia menjelaskan, saat ini Australia menjadi satu-satunya negara yang mengimpor sapi ke Indonesia, dan belum ada negara lain yang menjadi alternatifnya. Meski begitu, Meiwan menyebutkan negara yang kemungkinan nantinya akan turut menyuplai sapi ke Indonesia.
“Saat ini sedang dijajaki dari negara Meksiko. Kewenangan impor sapi ini merupakan wewenang dari Pemerintah Pusat,” jelasnya.
Bukan Imbas Pandemi Covid-19
Meiwan mengatakan, kurangnya pasokan daging sapi bukan merupakan imbas adanya wabah pandemi Covid-19. Akan tetapi, karena adanya lonjakan permintaan dari negara tetangga.
“Pasokannya bukan dari imbas Covid-19, tapi murni memang sapi di Australia-nya berkurang. Dipicu juga permintaan dari Cina dan Vietnam yang melonjak ke Australia,” ungkap Meiwan.
Dia menuturkan, beberapa pasar di Kota Bandung menjual daging sapi dengan harga yang bervariasi. Kisaran Rp 120 ribu sampai dengan Rp 130 ribu per kilogramnya. Dia juga membeberkan, terdapat pedagang yang melakukan mogok berjualan karena kenaikan harga daging sapi.
“Hasil tadi pemantauan dari beberapa pasar harga daging sapi bervariasi, mulai dari Rp 120 ribu sampai dengan Rp 130 ribu. Tetapi secara rata-rata menjual di angka Rp 120 ribu. Alasannya karena memang konsumennya berkurang, jadi mereka lebih baik mengurangi keuntungan drpada dagingnya tidak terjual. Pedagang yg mogok hanya di pasar Ciroyom,” tandasnya. (sr)
Discussion about this post