Madania.co.id, Bandung – Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah melakukan negosiasi untuk menyiapkan hotel yang berada di kawasan Dago sebagai tempat isolasi mandiri pasien Covid-19.
Sayangnya, terdapat warga di sekitar hotel yang menolak keberadaan tempat isolasi tersebut, dan menolak rencana Pemkot Bandung. Ema mengingatkan, warga tak seharusnya termakan oleh pemikiran negatif mengenai Covid-19.
“Inikan negosiasi sedang berjalan cuman begini, kita jangan termakan pemikiran yang dalam tanda petik bisa menyesatkan, misalnya virus ini terbang di udara ada rada ketakutan saya pikir itu harus ditekan karena inikan untuk kepentingan bersama,” ungkap Ema kepada wartawan di Kota Bandung, Senin (2/2/2021)
“Bisa dibayangkan kalau sekarang kita sudah memiliki rencana target lokasi kemudian semuanya menolak. Kemudian itu tidak bisa dilaksanakan, kasus meningkat kita butuh tempat itu, itu apakah kita harus saling menyalahkan? Tidak harus begitu,” tambahnya.
Ema mengungkapkan, penyediaan kembali hotel sebagai tempat isolasi mandiri merupakan langkah antisipatif yang dilakukan oleh Pemkot Bandung untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
“Ya kan kita begini ada pribahasa sedia payung sebelum hujan. Dari pada kasus meledak kemudian kita tidak siap seperti sekarang tempat isoman yang ada di kecamatan, itu ya kita terlepas dipakai atau tidak yang penting lokasi sudah ada,” tegasnya.
Meski begitu, kata Ema, pihaknya juga akan tetap mencari lokasi alternatif yang nantinya akan dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19..
“Itu (mediasi) tetap dilakukan dan kita pun mencari alternatif lain, makanya kami sering menyatakan kalau berbicara tempat begini kita tidak vulgar, begitu kita nyatakan disebutkan lokasinya kemudian masuk, kemudian maaf ada pihak yang memanfaat situasi kemudian menolak kan celaka,” pungkasnya.
Dilansir dari IDN Times, sejumlah warga dari RT 01 sampai 03, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung menolak Hotel Silk yang berada di wilayahnya tersebut untuk dijadikan tempat isolasi pasien Covid-19.
Para warga menilai, Pemerintah Kota Bandung semestinya memberi jaminan terlebuh dahulu kepada masyarakat sebelum menunjuk alih fungsi hotel tersebut.
Perwakilan warga setempat, Lukman Nugraha Putra mengatakan, penolakan warga dilatarbelakangi karena anggapan adanya ketidakadilan dari Pemerintah Kota Bandung. Keputusan untuk menolak juga didasarkan pada kesepakatan warga.
“Poinnya warga di sini tetap menolak. Kalau dari kecamatan masih pembahasan, dan katanya ini sudah berjalan (memasukkan) pasien COVID-19,” ujarnya kepada IDN Times, Kamis (28/2/2021).
Dia menjelaskan, saat ini warga merasa dibohongi oleh pihak Hotel Silk dan Pemkot Bandung, dalam hal ini Satgas penanganan Covid-19 tingkat kecamatan. Seharusnya, Pemkot Bandung berkoordinasi dengan warga setempat sebelum menyetujui hotel dijadikan sebagai tempat isolasi.
“Ini kan sudah seminggu yang lalu dibahas, dan ada kemungkinan dalam waktu dekat pasien masuk. Padahal kami menolak itu,” jelasnya. (sr)
Discussion about this post