Madania.co.id, Bandung – Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat (Jabar) tahun 2020 terkontraksi sebesar -2,44%. Namun demikian terlihat ada pertumbuhan positif pada triwulan IV 2020. Diharapkan tren pertumbuhan ekonomi positif ini berlanjut di tahun 2021.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jabar Herawanto mengatakan perekonomian Jabar mengalami tekanan berat akibat pandemi Covid-19, sehingga kontraksinya lebih dalam dibandingkan perekonomian nasional yang terkontraksi sebesar -2,07% (yoy) di 2020.
Perbaikan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan IV 2020 terjadi pada sebagian besar komponen sisi permintaan maupun sektoral. Sejumlah sektor terindikasi mengalami pemulihan dengan kontraksi yang makin mengecil, antara lain sektor industri pengolahan, transportasi, serta penyediaan akomodasi seiring dengan peningkatan permintaan pada momen Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, kinerja sektor pertanian meningkat pada triwulan IV 2020 sejalan dengan panen hortikultura yang terjadi di beberapa wilayah di Jawa Barat. Namun demikian, pembatasan sosial secara proporsional di akhir tahun 2020 menahan perbaikan kinerja sektor perdagangan.
Perbaikan kinerja perekonomian Jawa Barat yang berlanjut pada triwulan IV 2020, didukung penyaluran stimulus fiskal yang masih berjalan dan pelaksanaan Pilkada serentak di delapan kabupaten/kota. Selain itu, perbaikan kondisi perekonomian negara mitra dagang mendorong peningkatan permintaan ekspor.
Namun demikian, pertumbuhan investasi terpantau menurun sejalan dengan realisasi investasi yang masih tertahan, antara lain akibat belum kembali normalnya aktivitas pembangunan infrastruktur di Jawa Barat.
“Pertumbuhan ekonomi Jabar pada triwulan I 2021 diperkirakan tetap membaik seiring dengan peningkatan kondisi perekonomian global yang tercermin dari kenaikan Purchasing Manager Index (PMI) negara mitra dagang Jabar, khususnya Amerika Serikat. Namun demikian, perbaikan ekonomi domestik berpotensi untuk tertahan sebagaimana terindikasi dari hasil Survei Konsumen periode Januari 2021 yang ditunjukkan oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 78,7, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 97,4,” jelasnya.
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ini diduga berpotensi mempengaruhi aktivitas ekonomi. Untuk itu, perlu adanya langkah-langkah bersama untuk mendorong kegiatan yang dapat meningkatkan konsumsi, terutama untuk kelas menengah atas. Koordinasi dan sinergi antara pelaku usaha, pemerintah, dan pihak-pihak terkait lainnya sangat diperlukan.(tgh).
Discussion about this post