Madania.co.id, Bandung – Bupati Bandung terpilih, HM Dadang Supriatna, menyatakan, implementasi teknologi informasi di Kabupaten Bandung merupakan salah satu program 100 hari kerja pemerintahan Dadang Supriatna-Sahrul Gunawan (Bandung Bedas), setelah dilantik menjadi Bupati/Wakil Bupati Bandung definitif.
Dadang Supriatna bertekad mewujudkan Kabupaten Bandung sebagai smart city dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Kang DS, sapaan Dadang Supriatna, juga siap mendorong perusahaan start up di bidang IT (teknologi informasi) untuk mewujudkan smart city di daerah ini.
Ia menunjuk contoh saat kunjungannya ke Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, tempo hari, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sayati dengan PT Kataji menghadirkan Sayaginet.
“Saya apresiasi karya dari warga Desa Sayati ini. Dari program Sayaginet saat ini sudah bisa menghubungkan 300-an rumah warga dengan koneksi internet, darii target 3.000 rumah warga,” kata Kang DS kepada wartawan, Sabtu (6/2/21).
Menurutnya, Sayaginet ini merupakan suatu terobosan dan patut diapresiasi yang mungkin bisa ditularkan ke desa-desa yang lainnya, sehingga bisa menghasilkan pendapatan asli desa dan manfaat untuk masyarakat sekitar .
“Termasuk nanti ke depannya kita dorong untuk bisa dijadikan salah satu Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bandung yang mudah-mudahan Pemkab Bandung nantinya bisa berkolaborasi dengan desa-desa seperti Desa Sayati ini,” ujarnya.
Ia pun mempersilahkan jika ada warga Kabupaten Bandung yang punya inovasi lain untuk diusulkan sehingga menjadi program smart city ke depan.
“Nanti kita bekerjasama dengan perusahaan start up di bidang IT juga. Kalau perlu dibuatkan semacam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan membentuk PT-nya, sehingga kita bisa bersama-sama menghadirkan smart city di Kabupaten Bandung ke depan,” kata Kang DS.
Ia menandaskan, smart city merupakan suatu langkah dan rencana aksi yang akan dilakukan lima tahun ke depan.
“Termasuk smart city ini merupakan bagian dari pada program 100 hari kerja nantinya,” ujsr Kang DS.
Di dalam program smart city, selain mendorong perusahaan start up, Kang DS juga bertekad mengatasi area blank spot di desa-desa yang belum terkoneksi dengan internet atau sinyal handphone.
“Kita tahu dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) di masa pandemi ini masih banyak siswa yang di desanya tidak ada sinyal HP maupun koneksi internet. Nantinya kita berkolaborasi dengan provider, Kemenkominfo dan pihak swasta lainnya untuk mengatasi area blank spot di Kabupaten Bandung ini,” katanya pula.
Selain program smart city, ia juga menyebut program inovasi lainnya berupa mesin pencetak e-KTP.
“Jadi, nanti bisa dihadirkan di desa-desa, semacam mesin anjungan tunai mandiri (ATM) untuk keperluan pembuatan atau pencetakan administrasi kependudukan seperti e-KTP atau pun kartu keluarga, sehingga warga tidak perlu lagi datang jauh-jauh ke Soreang,” katanya.(m)
Discussion about this post