MADANIACOID,– Dalam ajaran Islam, sholat merupakan tiang agama dan ibadah pertama yang akan ditimbang pahalanya di hari kiamat.
Oleh karenanya, Shalat bisa menjadi barometer utama keshalihan seorang muslim. Baik dan buruknya shalat akan mempengaruhi keshalihan amalnya.
Ibnul Qayyim dalam Al-Wabil al-Shayyib, hal. 21, menyebutkan bahwa manusia terbagi dalam 5 tingkatan saat menjalankan shalat. Berikut penjelasan lengkapnya.
Tingkatan Pertama
Kebanyakan orang dalam tingkatan ini teledor dalam shalatnya. Mereka acapkali tidak menyempurnakan wudhu, lalai akan aturan maupun rukunnya. Begitupun dengan waktu pelaksanaannya seringkali menunda hingga akhir.
Tingkatan Kedua
Dalam tingkatan ini, waktu shalat, aturan maupun rukunnya sudah terjaga. Begitupun saat berwudhu sudah terjaga. Namun, orang dalam tingkatan ini acapkali tak mampu memerangi bisikan setan yang menggangu pikirannya. Sehingga tidak khusyu dalam menjalankan sholat.
Tingkatan Ketiga.
Jika sudah mampu mengendalikan pikiran saat menjalankan shalat maka orang sudah masuk dalam tingkatan ketiga. Orang ini sudah mampu menjaga batas dan rukun serta berhasil melawan bisikan godaan setan dalam pikirannya.
Orang ini selalu berjuang melawan musuhnya agar tidak mencuri shalatnya. Ia selalu waspada dalam shalat dan jihadnya. Inilah orang yang mukaffar ‘anhu (diampuni dosanya).
Tingkat keempat
Dalam tingkatan ini, saat berdiri melaksanakan shalat maka telah menyempurnakan hak-haknya, rukun dan tatacaranya. Hatinya hadir menjaga aturan maupun hak shalat agar tak ada sedikitpun yang terlewat. Seluruh kepentingannya fokus pada shalat yang ia tegakkan dengan sempurna. orang – orang inilah yang akan mendapat pahala besar atas shalat dan ibadahnya.
Tingkatan kelima
Tingkatan ini menjadi dambaan bagi seluruh umat muslim, karena telah mampu menjalankan shalat dengan sebaik-baiknya seperti tingkatan keempat.
Kelebihannya ia menaruh dan memposisikan hatinya di hadapan Allah Subahanahu wa Ta’ala. Dengan hatinya, seolah-olah ia bisa melihat dan menyaksikan Allah di hadapannya, dekat dengannya, dan hatinya dipenuhi cinta dan pengagungan kepada-Nya.
Seluruh godaan dan lintasan pikiran menghilang. Semua tabir yang menghalangi dirinya dari Rabbnya benar-benar terbuka. Perbedaan orang shalat semacam ini dengan yang lainnya seperti selisih jarak langit dan bumi.
Orang ini benar-benar sibuk berinteraksi dengan Tuhannya dan merasakan kebahagiaan dalam shalatnya. Inilah para muqarrabiin (memiliki kedudukan tinggi dan dekat dengan Allah Subahanahu wa Ta’ala). (***)
Discussion about this post