MADANIACOID – Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung sukses menggelar konser resital ke – 35 yang bertajuk Gana Siddhi. Resital ini diselenggarakan di Gedung Abdjan Soelaeman, Kampus 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Minggu (2/10/2022).
Seperti yang dilansir dari laman instagram resmi @psmsgd, bahwa Gana Siddhi berarti sebuah pencapaian kesempurnaan dari anak bangsa yang cinta akan budaya dan tanah air. Dipersembahkan khusus untuk negara tercinta NKRI.
Setelah lama tidak menghadirkan penonton akibat Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia. Kini kegiatan resital diselenggarakan secara offline dan tentunya menghadirkan penonton.
“Alhamdulillah Resital 35 berjalan lancar, sangat meriah dan banyak antusias orang-orang untuk hadir menonton secara langsung setelah dua tahun lamanya diselenggarakan secara online. Untuk pertama kalinya lagi, resital 35 ini yang konsernya bertemakan nusantara diselenggarakan secara offline di Gedung Abdjan UIN Djati Bandung.” Ujar Anggota Departemen Artistik PSM UIN Nur Azmi Innayah, diwawancarai oleh Tim Madania pada Senin (3/10/2022).
Harga tiket untuk presale dibandrol dengan harga Rp. 15 ribu dan untuk pembelian tiket On The Spot (OTS) dibandrol harga Rp. 20 ribu. Selain itu juga, terdapat promo apabila pembelian lima tiket gratis satu tiket dan pembelian sembilan tiket gratis dua tiket.
Konser resital ke-35 menampilkan soloist, choir, band, serta solo gitar. Rangkaian acaranya pun dikemas dengan meriah dan menampilkan musikalitas yang apik. Disamping itu, dihadiri oleh banyak penonton dan tamu undangan dari keluarga anggota PSM UIN Bandung
Penampilan Berkelas Nan Apik
Gelaran ini diawali dengan penampilan “Sacutra Soloist Collaboration” yang menampilkan budaya-budaya yang terdapat di Indonesia. Tidak hanya itu saja, yang menjadi penyempurna dalam penampilannya yaitu menggunakan baju adat masing-masing budaya serta membawakan lagu daerah.
Diantaranya terdapat suku Sunda dengan membawakan lagu Mojang Priangan, Suku Jawa dengan membawakan lagu Sue Ora Jamu, suku Betawi dengan membawakan lagu Ondel-Ondel, suku Papua membawakan lagu He Yamko Rambe Yamko dan suku Batak membawakan lagu Sigulempong.
Dimana hal ini menunjukan meski banyak budaya, suku maupun bahasa. Indonesia tetap satu. Tidak hanya itu, dalam penampilannya pun menyisipkan pembacaan puisi sehingga menambah kesan yang membekas di hati para penonton. Sebagai penutup penampilannya menyanyikan lagu “Indonesia Jaya” sebagai bentuk rasa cinta terhadap budaya dan Tanah Air.
Selanjutnya, penampilan dari SGD Choir dengan balutan pakaian yang memadukan batik, kain putih dan kain hitam menambah kesan elegan dalam visualisasinya. Tidak hanya itu, penampilan yang membawakan lagu O Ina Ni Keke dan Paris Barantai sukses membuat para penonton terkesima melihatnya. Pelengkap dari penampilan ini tentu tidak terlepas dari sosok konduktor yaitu Fauzy Budi Kusuma.
Terdapat penampilan dari Burock Band yang memukau. Burock Band merupakan salah satu band dari PSM UIN dimana anggotanya diisi oleh para alumni PSM UIN atau biasa disebut dengan DK (Dewan Kehormatan). Diantaranya ada Rendy Hidayatulloh, Agung Nugraha. Faisal Munggaran, Roni Khoiruman Azzam, Ilham Nugraha, Aprian Yuslan, Derayan Bima Alamsyah dan Saidina Umar Tanjung. Dalam penampilannya Burrock Band membawakan lagu D’ Masiv – Diam tanpa kata dan lagu Noah – Topeng.
Penampilan solois gitar yang keren oleh Dewo Gillbert. Ia merupakan salah satu dari DK dan juga membawakan instrumen gitar lagu Cukup Siti Nurbaya.
Sacutra Band (musisi band Gandewa Sapta) merupakan bagian dari anggota muda angkatan 35 PSM UIN Bandung, terdiri dari Afif Muzaki, Dafis Bilal Adhabibi, Naufal Afrianto, Rizki Maulana, Argha Wiguna, Syifa Liandra dan Hasna Fauziyyah. Tidak hanya itu saja, dalam penampilan band ini pun dilengkapi dengan konduktor dari angkatan ke-34 bernama Arrafasya Putra Kurniadi. Penampilan mereka membawakan musik intrumental yang dipadukan dengan iringan Angklung.
Penampilan D’Brangkas yang membawakan lagu bisa membuat para penonton bernyanyi bersama dan menikmatinya.
Penampilan The Boss yang merupakan Band PSM yang berbasis komedi dalam resital ini pun sukses menghibur para penonton. Band ini berasal dari Bandung, lahirnya dari seorang papa-papa yang keren, mahir band sekaligus bekerja. Dimana para anggota yaitu Gegeung Rudly, Agung TW, Awalaz Hari Hamid, Umari Said dan Miftah Rosidin.
Selain itu, lagu yang dibawakannya secara medley yaitu lagu Doel Sumbang – Runtah, Denny Caknan – Ojo Dibandingke, Budi Doremi – Mesin Waktu, dan Mulan Jameela – Makhluk Tuhan Paling Sexy.
Selanjutnya, penampilan Sacutra Choir yang merupakan anggota muda angkatan ke-35 PSM UIN Bandung dan konduktor oleh Arif Budiawan. Penampilannya memukau dengan balutan pakaian yang memadukan batik dan kain putih membuat para penonton terkesima melihatnya. Dimana mereka membawakan lagu Lir Ilir, Hela Rotan, dan Cikalepong- pong.
Pengukuhan dan Penghargaan Anggota Muda PSM UIN Bandung
Kegiatan pengukuhan anggota muda angkatan ke-35 dilakukan oleh Ketua Umum PSM UIN Bandung Hanif Dermawan, dalam proses ini berisi terkait komitmen para anggota selama berada di PSM UIN Bandung.
Selain itu terdapat rangkaian Sacutra Awards, dimana penghargaan ini diberikan kepada anggota muda yang terpilih. Diantaranya The Best Tenor dimenangkan oleh Ghulam Ikhwan, The Best Bass dimenangkan oleh Fariq Mulkiana, The Best Sopran dimenangkan oleh Lastwi Hamidah, The Best Alto dimenangkan oleh Arifah Rahmatina dan Best Musisi dimenangkan oleh Rizki Maulana.
Acara penutup yaitu penampilan yang apik dari Sacutra Choir, Pengurus Choir serta musisi salah satunya membawakan lagu Chrisye – Zamrud Khatulistiwa. Setelah rangkaian acara selesai dilanjutkan perpisahan dengan orang tua dari anggota PSM yang sudah hadir.
Total keseluruhan anggota muda angkatan 35 yaitu sebanyak 90 orang, dimana untuk Sopran berjumlah 36 orang, Alto 43 orang, Tenor 12 orang dan Bass 9 orang.
Dibalik suksesnya pagelaran resital ke-35 terdapat kerja sama yang membangun antara para pengurus, semua anggota dan semua pihak yang terlibat. Salah satunya dari departemen artistik terkhusus bagian tata busana.
“di acara konser resital setiap tahunnya itu, artistik menjadi salah satu departemen yang penting karena jobdesknya itu meliputi tata rias yang nge-make-up di hari-H baik itu pengurus maupun calon anggota muda. Selain itu artistik juga meng-konsep kostum yang akan dipakai resital sesuai tema. Tentunya baik untuk kostum choir, soloist, musisi band dan lain sebagainya.” jelas Azmi.
Selain itu juga bidang artistik pun menentukan dan melatih koreo di SGD Choir yaitu Paris Barantai dan untuk tiga lagu di Sacutra Choir yaitu Cikalale Pongpong, Hela rotan dan Zamrud Khatulistiwa.
“Semoga kedepannya bisa lebih meriah lagi dengan banyaknya antusias dari orang-orang untuk menonton secara langsung penampilan orang-orang hebat yang ada di PSM baik itu choir, musisi band, soloist dan sebagainya. Salam Harmoni,” pungkasnya.***(Citra Listiani)
Discussion about this post