Madania.co.id – Ayam geprek adalah ayam berlapis tepung tipis (bukan fried chicken) dan digoreng. Setelah digoreng ayam ini akan digeprek dan dicampur dengan sambal ulek.
Geprek sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti dipukul atau ditekan. Hasilnya, ayam goreng tepung yang sudah ditumbuk akan hancur sehingga lebih mudah dimakan. Dilansir dari CNN Indonesia.
Ayam geprek memang tergolong ‘pendatang baru’ dalam himpunan kuliner Indonesia. Tapi popularitasnya langsung meroket. Bahkan ayam geprek tergolong kuliner kreasi yang sempat trending dan fenomenal.
Asal-asul ayam geprek bermula di kota Jogjakarta. Ruminah atau biasa dipanggil Bu Rum disebut-sebut sebagai kreator pertama ayam geprek. Sebelum berkreasi membuat ayam geprek, Ruminah berjualan lotek, soto, dan lainnya. Ayam geprek merupakan hasil kreasi Ruminah pada tahun 2003.
Kisahnya, sebagai penjual aneka makanan, suatu ketika Ruminah mulai menambah daftar menu jualannya dengan ayam kentucky. Dari ayam goreng tepung inilah kemudian lahir ayam geprek. Ide ayam geprek memang bukan dari dirinya, melainkan dari salah seorang pelanggan warungnya.
Dari Kota Pelajar Yogyakarta ayam geprek lahir. Ayam geprek tak lepas dari pembuat pertama makanan ini. Ia adalah Ruminah (62) pendiri WarungAyam Geprek Bu Rum di Sleman, Yogyakarta.
“Saya buat ayam geprek pertama tahun 2003. Sebelumnya saya jualan lotek, soto, dan lain,” ujar Ruminah dikutip dari Kompas.com.
Ruminah mengatakan, awalnya dia mencoba-coba semua menu kuliner warungnya, termasuk ayam goreng.
“Namanya juga penjual makanan, saya iseng jualan ayam kentucky (goreng tepung) juga,” cerita Ruminah. Lantas dari ayam goreng tepung ini, munculah ayam geprek.
Namun Ruminah mengakui bahwa awal mulanya bukan dirinya yang memiliki ide membuat ayam geprek.
Ia ingat ada pelangganya, mahasiswa asal Kudus, Jawa Tengah, yang meminta ayam goreng tepungnya diberi aneka sambal lalu diulek agar teksturnya hancur.
“Terus banyak anak yang bilang ayam gejrot, ayam ulek. Akhirnya saya beri nama jadi ayam geprek,” sebut perempuan yang akrab disapa Rum.
Mulai dari situlah hidangan ayam geprek buatan Bu Rum ternyata disukai banyak orang. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, sampai wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Sejak saat itu, Ruminah telah membuka enam cabang warung ayam geprek yang tersebar di daerah Yogyakarta. Dibantu 23 pegawai dan anak-anaknya ia mengelola bisnis warung ayam geprek. Di kota kelahirannya, ayam geprek juga terkenal.
Google mencatat, pada tahun 2017, ayam geprek menjadi salah satu makanan yang paling banyak dicari orang Indonesia di mesin pencarian. Go-Food mencatat, pada tahun 2020, ada 300 juta porsi ayam geprek yang dipesan sepanjang tahun 2019.
(Anisa Fitriani)
Discussion about this post