MADANIACOID – Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi kini seakan tengah berlomba-lomba dalam bersaing dalam mengembangkan Kecerdasan Buatan (AI) . Setelah OpenAI mengeluarkan GPT-4 sebagai model terbarunya, Perusahaan Raksasa Google seakan tak ingin kalah dengan turut merilis produk Bard miliknya pada Maret lalu.
Bard sendiri secara mekanisme yang kurang lebih serupa dengan ChatGPT, dimana sama-sama mengandalkan chatbot. Akan tetapi,Chatbot ini dilatih dengan sekumpulan data teks yang bermuatan lebih masif agar dapat berkomunikasi dan menghasilkan tanggapan mirip manusia atas berbagai permintaan atau pertanyaan.
Meski masih cenderung membuat kesalahan, Produk ini nantinya akan terus disempurnakan seiring waktu. Dimana selalu dilakukan peningkatan akurasi dan kapabilitas dalam mengelola perintah yang di input oleh pengguna. Di era serba kecerdasan buatan, Google tentunya memiliki ekspektasi tinggi akan potensi dari Bard itu sendiri.
Ekspektasi Google akan Bard?
Dikutip dari Laman Resmi Bard, Google telah lama melihat potensi untuk membuat informasi dan komputasi jauh lebih mudah diakses melalui “AI percakapan”, jenis kecerdasan buatan untuk memahami, memproses, dan menanggapi bahasa manusia.
Pada 2021, Google meluncurkan LaMDA (Language Model for Dialogue Applications), model AI percakapan yang mampu membentuk aliran “dialog multi-turn” (memahami konteks antara satu dialog dengan dialog lainnya). Lalu 2022, Google meluncurkan AI Test Kitchen, ruang di mana orang-orang bisa mempelajari, mendapat pengalaman nyata, dan memberikan umpan balik tentang LaMDA.
Bard sendiri merupakah hasil eksperimen dari teknologi yang sama dengan yang memungkinkan pengguna berkolaborasi dengan AI generatif. dimana nantinya Bard diharap mampu membantu mewujudkan ide-ide, membuat daftar pro dan kontra untuk keputusan penting, atau sekadar memahami topik sederhana.
Bedanya Bard dari Pesaing
Kehadiran Bard tentu membawa sederet pembaharuan. Terdapat sejumlah kelebihan dari Chatbot Google yang digadang-gadang membuatnya beda dari chatbot lain. Dimana Bard bisa membantu pengguna dalam membuat kode dalam lebih dari 20 bahasa pemrograman, termasuk C++, Go, Java, JavaScript, Python, TypeScript, bahkan fungsi Google Sheets. Saat Bard menghasilkan kode program, pengguna juga dapat mengekspor dan menguji kode tersebut langsung di Google Collab.
Selain itu, Ketika menanggapi permintaan atau pertanyaan, Bard akan menyediakan beberapa pilihan draf agar pengguna bisa melihat jawaban dalam pandangan yang lebih luas dan berbeda satu sama lain. Yang mana memungkinkan Admin Google Workspace dapat mengaktifkan Bard untuk domain tertentu.
Ini memungkinkan pengguna untuk mengakses Bard menggunakan akun Workspace mereka. Kemudian, Bard juga memiliki opsi untuk mengekspor konten yang telah dihasilkan oleh Bard, termasuk pemformatan langsung ke Google Docs dan Gmail secara langsung.
Discussion about this post