Madaniacoid — Kesadaran dan peran aktif masyarakat menjadi kunci penting penanganan dan pencegahan stunting di masyarakat. Pun dengan kolaborasi berbagai institusi, keterlibatan anggota TNI/Polri, jajaran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) daerah atau desa, menjadi prasyarat utama dalam percepatan penurunan stunting.
Demikian mengemuka dalam kegiatan Promosi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus yang dihadiri anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) DPR Nurhayati Effendi di Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, pada Minggu 3 September 2023. Diprakarsai Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, kegiatan mendapat dukungan penuh Peerintah Kabupaten Tasikmalaya dan Komando Distrik Militer (Kodim) 0612/Tasikmalaya.
Rangkaian Promosi KIE ini diawali olahraga jalan sehat dan senam bersama melibatkan berbagai elemen masyarakat. Turut hadir antara lain para Danramil berikut anggota keluarga besar Kodim 0612/Tasikmalaya, jajaran kapolsek, para kades, dengan jumlah yang hadir sekitar 500 orang.
Nurhayati bersyukur kegiatan promosi dan KIE percepatan penurunan stunting di Kecamatan Cipatujah mendapat dukungan penuh pemerintah daerah, institusi TNI dan Polri. Tentu di luar mitra utama BKKBN sebagai Koordinator Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Menurutnya, penanganan stunting merupakan bidang tugasnya di Komisi IX. Dari laporan yang diterimanya, Kabupaten Tasikmalay sempat dilaporkan adanya peningkatan angka prevalensi stunting.
“Kasus stunting sering terjadi di pelosok daerah. Sekitar 70 persen penyumbang stunting ini sensitif karena sanitasi lingkungan kumuh. Maka dari itu, TNI/Polri harus turut turun mendata membantu penanganan stunting di wilayahnya. Mendorong upaya-upaya peningkatan kebersihan lingkungan di masyarakat,” pintanya.
Khusus kepada TPPS, Nurhayati meminta untuk terus menyosialisasikan penggunaan air bersih. Ini penting untuk menciptakan masyarakat hidup sehat. “Dan, ajak cegah stunting dimulai awal kehamilan. Berikan edukasi kepada warga langkah-langkah yang dapat menekan terjadinya potensi terkena stunting,” pungkasnya.
Selain Nurhayati, Promosi KIE menghadirkan narasumber Koordinator Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Jabar Herman Melani, Wakil Bupati Tasikmalaya Cecep Nurul Yakin, dan Dandim 0612/Tasikmalaya Letkol Inf Raden Hendra Sukmadjidibrata. Herman Melani menyampaikan, sejauh ini BKKBN Jabar bekerjasama dengan angota DPR RI dan kini dibantu Pemkab dan Kodim 0612 Tasikmalaya, terus melaksanakan kegiatan Promosi KIE Program Percepatan Penurunan Stunting. Salah satunya di Kecamatan Cipatujah, Tasikmalaya.
“Targetnya sebagai penanganan, lalu mendata, hingga mendeteksi wilayah berisiko stunting sebelum jauh berkembang. Seperti salah satunya adalah di wilayah Kecamatan Cipatujah terdapat 197 anak yang teridentifikasi stunting agar secepatnya tertangani,” papar Herman.
Di tempat yang sama, Hendra Sukmadjidibrata mengungkapkan, stunting memerlukan penanganan secara bersama. Melibatkan semua lembaga terkait. Hendra tidak memungkiri angka prevalensi stunting di wilayahnya masih tinggi. Dia meminta secara khusus pada keluaraga besar TNI, khususnya anggota Persit, untuk terlibat membantu hingga harus mengetahui cara penanganan stunting.
Sementara itu, Cecep Nurul Yakin menyambut kegiatan promosi KIE di wilayahnya. Cecep menegaskan, kasus masih tingginya warga terkena stunting di wilayahnya cukup dipengaruhi faktor belum adanya kesadaran masyarakat. Ia melihat beberapa komponen terlibat intens mulai unsur pemerintahan desa, Babinsa, Babinmas, dan tokoh masyarakat sangat proaktif. Harapannya, jajaran ini terus memaksimalkan upaya, lebih fokus lagi membangun kesadaran masyarakat.
“Kami menyarankan jajaran TPPS terlibat dalam penyusunan Raperdes khusus untuk penanggulangan stunting di tingkat desa. Ini penting guna makin mendorong peluang akselerasi penanganan stunting di masing- masing lingkungan tempat tinggal keluarga berisiko stunting,” papar Cecep.***
Discussion about this post