MADANIACOID – Sangatlah wajar bagi kita untuk berempati ketika seorang teman bercerita tentang masalah yang sedang ia hadapi. Namun apa jadinya jika cerita tersebut memengaruhi diri kita secara fisik dan psikologis? Seakan masalah yang ia hadapi merupakan tanggung jawab kita juga. Sikap empati berlebihan ini disebut dengan emotional sponge.
Sesuai dengan namanya, emotional sponge ialah kepribadian dimana seseorang dapat dengan mudah menyerap emosi dari orang di sekelilingnya. Baik itu emosi positif, maupun negatif. Terlebih jika kita sendiri pernah mengalami hal serupa. Oleh karena itu, seseorang dengan sifat ini cenderung merasa khawatir khawatir bahkan stres karena emosi yang ia serap.
Tanda-Tanda Seseorang dengan Emotional Sponge
Melansir laman Counsellor Who Cares, berikut tanda-tanda seseorang dengan emotional sponge:
- Memiliki empati yang tinggi. Dengan menempatkan diri di posisi pencerita, pencerita akan merasa lebih tenang secara emosional. Berempati merupakan sikap yang baik, tetapi bisa berakibat buruk jika kita tidak memberikan ruang bagi diri sendiri untuk bernapas. Karena sebagai pendengar pasti memiliki masalah sendiri untuk diselesaikan.
- Seseorang yang dianggap emotional sponge cenderung dipercaya sebagai pendengar yang baik. Oleh karenanya, orang-orang di sekitar akan merasa cukup ketika bercerita padanya. Namun sering kali, kepedulian yang mendalam terhadap orang lain membuat diri kita sulit untuk memberi tahu orang lain ketika merasa kewalahan.
- Lebih mementingkan emosi orang lain ketimbang emosi diri. Ini berarti seseorang dengan emotional sponge selalu melakukan berbagai cara untuk mengalihkan perhatian agar tidak menerima perasaan dirinya sendiri. Jika sudah seperti ini, ia mungkin merasa tiba-tiba sangat marah pada hal-hal kecil karena terlalu memendam emosi.
Tips Agar Tidak Menjadi Emotional Sponge
Melansir laman Exploring Your Mind, berikut sejumlah tips agar terhindar dari sifat emotional sponge:
- Ketika seseorang menceritakan masalah hidupnya pada kita, cobalah untuk tidak terlalu mengambil banyak beban. Terlebih jika sudah cukup merasakan cemas untuk masalah hidup kita sendiri. Kita dapat turut merasakan apa yang ia rasakan lalu memberi saran. Setelahnya sebisa mungkin jangan terlalu dipikirkan, biarkan ia menyelesaikan masalahnya sendiri.
- Cobalah sekuat tenaga untuk lebih memikirkan diri sendiri. Karena tidak adil rasanya kehilangan diri sendiri demi peduli pada emosi orang lain. Perlakukan diri sendiri dengan kasih sayang. Kita juga perlu menetapkan batasan untuk melindungi diri dan memahami bahwa kita tidak dapat membantu semua orang.
- Manajemen emosi. Kita perlu belajar bagaimana mengurangi dampak emosi yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dimulai dengan mengenali emosi yang sedang dirasakan, memahami penyebab emosi, lalu memahami dampak negatif akibat emosi tersebut, kemudian lakukan aktivitas positif untuk menyalurkan emosi tersebut.
Itulah penjelasan mengenai emotional sponge. Jika merasakan tanda-tanda tersebut dalam dirimu, kamu bisa mencoba tips di atas agar terhindar dari sifat tersebut. Namun jika dirasa sulit untuk disembuhkan, jangan ragu untuk berkonsultasi pada orang terdekat atau konseling pada tenaga profesional.*** (Mahayuna Gelsha Supriyadi)
Discussion about this post