MADANIACOID – Pernahkah kalian bertemu dengan seorang perempuan yang haus perhatian, suka mengatur, dan sering mengeluh? Sikap ini terbentuk karena adanya obsesi menjalankan kehidupan layaknya seorang tuan putri, atau dikenal sebagai princess syndrome.
Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Jennifer Hartstein melalui laman Psychology Today menjelaskan, penderita princess syndrome hanya menempatkan dirinya di pusat alam semesta, fokus pada hal-hal indah, dan terobsesi dengan penampilannya.
Sindrom yang juga dikenal sebagai princess sickness atau cinderella complex ini tak pernah menjadi istilah medis secara resmi, namun banyak perempuan khususnya anak-anak mengalami hal tersebut.
Psikolog klinis di California Southern University, Nancy Irwin melalui laman pribadinya mengatakan banyak orang tua yang memperlakukan putrinya bak seorang putri dengan maksud baik. Namun tanpa disadari, didikan seperti ini justru membuat sang anak merasa lebih baik dan lebih istimewa dari orang lain.
Orang tua pasti ingin putrinya agar selalu terlihat cantik, memberikannya hal-hal terbaik, dan menomorsatukan kebutuhannya. Namun sikap ini justru dapat disalahartikan oleh sang anak.
Princess syndrome pada anak perempuan mungkin tidak akan dianggap sebagai hal yang serius. Namun jika terjadi sampai usia dewasa, kondisi ini bisa menjadi masalah.
Pasalnya, orang dengan princess syndrome akan melakukan segala cara untuk menarik perhatian, materialis, hingga bergantung pada orang lain. Mereka juga memberikan pengaruh negatif pada hubungan pribadi karena merasa dirinya layak mendapatkan lebih.
Karena manja dan merasa berkuasa, penderita princess syndrome menganggap dirinya tidak perlu bekerja terlalu keras dan bisa melalui segalanya dengan mudah. Mereka dapat memanipulasi orang lain untuk mendapatkan apa saja yang pantas mereka dapatkan tanpa usaha sendiri
Ciri-Ciri Anak dengan Princess Syndrome
Jeninifer menjabarkan ciri-ciri anak perempuan penderita princess syndrome sebagai berikut:
- Menjalani kehidupan layaknya di negeri dongeng
- Menempatkan dirinya di pusat alam semesta
- Pikirannya berfokus pada hal-hal yang indah
- Terobsesi dengan penampilannya
- Merasa pantas mendapatkan yang lebih banyak dan lebih baik
Adapun dr. Nancy yang menggambarkannya sebagai berikut:
- Senang dipuji
- Mudah cemberut
- Pikirannya dangkal
- Tidak mau berbagi
- Manipulatif
- Mencari kesalahan orang lain
- Menindas orang lain secara verbal
- Memiliki harapan yang tidak masuk akal
- Menolak orang lain yang dianggap tidak setara dengannya
Langkah-Langkah Mengatasi atau Mencegah Princess Syndrome pada Anak
- Memuji anak perempuan atas kerja kerasnya, bukan hanya karena bakat atau kecerdasannya
- Hindari penggunaan istilah “tuan putri, istimewa, dewi” dan sebagainya
- Ajarkan ia cara berpakaian yang sesuai
- Ajarkan anak sikap sabar ketika ia tidak mendapat sesuatu yang ia harapkan
- Tanamkan rasa hormat terhadap semua wanita
Poin penting yang perlu digarisbawahi ialah dunia tidak melulu tentang diri sendiri, dan orang lain sama berharganya dengan kita. Setelah menyadari hal tersebut, seseorang dapat terhindar dari princess syndrome.*** (Mahayuna Gelsha Supriyadi)
Discussion about this post