MADANIACOID – Bung beng bang, yok kita ke bank, bang bing bung, yok kita nabung. Lagu ciptaan Titiek Puspa yang populer di tahun 90-an tersebut berisi pesan ajakan bagi anak-anak untuk rajin menabung. Namun seiring perkembangan zaman, menabung untuk dana pensiun dirasa tidak lagi relevan bagi Generasi Z.
Melansir laman Kemenkeu RI, jumlah ideal untuk menabung ialah 20% dari total penghasilan bulanan. Namun menyisihkan uang untuk menabung menjadi tantangan tersendiri bagi Gen Z. Banyaknya tujuan keuangan membuat sebagian dari mereka merasa tidak bisa menabung dengan nyaman. Hal inilah yang melatarbelakangi tren soft saving.
Apa Itu Soft Savings
Soft saving adalah bentuk implementasi dari soft living, sebuah gaya hidup yang mengutamakan kenyamanan dibanding mengkhawatirkan masa depan. Pelaku soft saving memiliki porsi menabung lebih sedikit dibanding porsi menabung konvensional. Sebab yang menjadi prioritas adalah pengalaman, perawatan diri, dan kesehatan mental.
Menurut Studi Indeks Kemakmuran dari Intuit, dunia yang serba instan, ketidakpastian ekonomi, serta komitmen keuangan jangka panjang menciptakan ketakutan bagi kaum muda. Kemunculan soft saving dapat menjadi solusi bagi Gen Z, karena masih dapat menabung tanpa harus mengorbankan kenyamanan sehari-hari.
Manfaat Soft Saving
Penghasilan Gen Z yang umumnya masih berada di awal karier belum memungkinkan untuk menabung dalam jumlah besar. Dengan soft saving, sangat mungkin bagi kaum muda untuk tetap bisa menabung. Meski dalam jumlah kecil, namun nominal yang disisihkan terasa lebih realistis.
Sistem soft saving yang fleksibel tanpa adanya target tertentu membuat menabung ini jadi terasa lebih ringan. Pengguna metode ini tidak harus mengorbankan gaya hidup atau menahan diri dari kegiatan kenyenangkan untuk bisa menabung. Soft saving dapat membantu menciptakan keseimbangan antara kebutuhan finansial jangka pendek dan jangka panjang.
Kemudian menabung secara konsisten akan membentuk sikap disiplin dan tanggung jawab untuk menyisihkan penghasilan. Meskipun tidak dalam jumlah besar dan tampak tidak signifikan, namun apabila dilakukan secara berkelanjutan, dampaknya akan dirasakan dalam jangka panjang.*** (Mahayuna Gelsha Supriyadi)
Discussion about this post