Kisah inspiratif Rizky Elsya Muharram Bisa Masuk ITB, Walau Hanya di Perjuangkan oleh Seorang Ibu Guru Honorer PAUD dan Tanpa Nafkah Ayah
BANDUNG.madania.co.id – Dengan keterbatasan ekonomi, Rizky Elsya Muharram alias (Boby) (19) bisa menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB).
ibu dari Boby hanya mengajar guru honor Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Kendati memiliki seorang Ibu dan tidak memiliki sosok Ayah, Boby tetap bersyukur sekali,dan tidak patah semangat meraih mimpi, berkat do’a dan dorongan ibu Boby yang sangat mencintainya dengan setulus hati.
Beliau juga mengajar les sukarela di rumah nya dgn bayaran 2000 rupiah untuk belajar membaca, menulis, dan berhitung (Calistung). Ilmu ini untuk memudahkan masa-masa sekolah dan untuk masa depannya nanti. Calistung merupakan suatu metode dasar agar anak bisa mengenal huruf dan angka.
Sebelumnya, Elis memang bukan guru sungguhan, dengan kegigihannya akhirnya Elis bisa meneruskan pendidikan nya sebagai sarjana pendidikan (S.pd).
Banyak hal yang dapat menguji keimanan manusia. Salah satunya adalah kesabaran. Hal itulah yang diyakini oleh guru Elis. Dengan bersabar, akan mendapatkan berbagai hal positif. Bersabar juga mengajarkan kepada orang agar tidak mudah terbawa emosi ketika banyak hal yang membuat kecewa.
Kendati begitu Elis dan putranya tidak pernah patah semangat untuk menempuh pendidikan tinggi, karena yakin dengan pendidikan bisa memutus rantai kemiskinan keluarga, walau kadang harus pinjam sana sini untuk biaya hidup bahkan sampai di marahin orang dan di hina orang tapi tidak membuat nya patah semangat.
“Alhamdullilah saya sangat bersyukur, putra saya begitu sayang dan penurut kepada saya,” ujar sang ibu yang bernama Elis Kurniawati.
Untuk membesarkan Boby, Elis harus benar-benar teliti betul dalam mengarahkan Boby. Artinya Elis harus memeriksa kesiapan Boby dalam hal pembelajarannya.
Bahkan kata Elis, Boby sering mendoakan yang terbaik untuk keluarga dan ibunya yang telah melahirkan dirinya juga kakaknya.
“Menurut saya, Boby itu baik banget orangnnya dan rajin ibadahnya, apalagi pas mau masuk ITB, dia sering sholat malam dan itikaf, mungkin dia ingin masuk ITB dengan lancar,” ucap Elis.
Elis berharap, anaknya bisa menggapai cita-citanya, dan menjadi manusia bermanfaat walaupun hanya di perjuangkan oleh seorang ibu yang sangat terbatas dari segi financial.
“Mudah-mudahan ada keajaiban untuk saya dan Boby, sehingga Boby bisa melanjutkan S2 ke luar negeri,” ujarnya.
Kakak kandung Boby, Dea Nur juga memberikan selamat kepada Boby. Dea, sangat mencintai sang adiknya. Perbedaan Dea dan Boby, Boby lebih dekat dengan sang Ibu.
“Dia (Boby) tuh lebih dekat sama mamah, anaknya rajin. Seharian dia belajar terus, tapi kadang-kadang suka nongkrong sama teman-temannya,” kata Dea.
Kata Dea, Boby itu penurut, misal disuruh oleh orangtuanya, langsung dikerjakan oleh Boby dengan semangat.***











Discussion about this post