Bandung, madania.co.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung kembali mengingatkan pentingnya kedisiplinan pengguna jalan saat melintas di perlintasan sebidang.
Imbauan ini disampaikan menyusul masih tingginya angka kecelakaan di jalur rel, baik yang melibatkan kendaraan maupun pejalan kaki.
Manager Humas KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menekankan bahwa keselamatan di perlintasan sebidang merupakan tanggung jawab bersama.
“Kereta api memiliki jalur tersendiri dan tidak bisa berhenti secara mendadak. Maka dari itu, pengendara harus ekstra waspada dan selalu mematuhi rambu lalu lintas saat melintasi perlintasan,” ujarnya, Kamis (17/7/2025).
Angka Kecelakaan Masih Tinggi
Sepanjang Januari hingga Juni 2025, KAI Daop 2 Bandung mencatat sebanyak 6 insiden kendaraan menemper kereta di perlintasan sebidang dan 27 kejadian orang tertabrak kereta di jalur rel.
Meski telah dilakukan lebih dari 43 kali kegiatan sosialisasi keselamatan, angka tersebut menunjukkan bahwa disiplin masyarakat masih perlu ditingkatkan.
Sebagai perbandingan, sepanjang 2024 lalu tercatat 16 insiden kendaraan dan 50 kejadian orang tertabrak di jalur kereta. Dalam setengah tahun saja, jumlah kejadian di 2025 sudah mendekati separuh dari total kejadian di tahun sebelumnya.
“Kondisi ini menjadi pengingat serius bahwa perlintasan sebidang adalah titik rawan yang membutuhkan perhatian khusus dari seluruh pengguna jalan,” jelas Kuswardojo.
Sosialisasi dan Edukasi Terus Dilakukan
Guna menekan angka kecelakaan, KAI Daop 2 Bandung terus menggencarkan sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang.
Langkah ini dilakukan melalui kerja sama lintas sektor bersama pemerintah daerah, Dinas Perhubungan, TNI/Polri, hingga komunitas pecinta kereta api.
Beragam upaya dilakukan, mulai dari pemasangan spanduk peringatan, edukasi langsung ke masyarakat, hingga kampanye budaya tertib berlalu lintas di kawasan sekitar jalur rel.
KAI juga mengimbau warga untuk tidak berjalan di atas rel maupun melakukan aktivitas apapun di sekitar jalur kereta. Selain membahayakan diri sendiri, tindakan ini juga dapat mengganggu kelancaran perjalanan kereta api.
“Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama. Budaya disiplin harus menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari,” pungkas Kuswardojo.***











Discussion about this post