Bandung, madania.co.id — Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN RI, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) tahun 2025.
Acara tahunan ini menjadi ruang strategis bagi para penyuluh KB untuk mengevaluasi, merancang, dan memperkuat kontribusi mereka terhadap pembangunan keluarga Indonesia.
Dihadiri sekitar 283 peserta secara hybrid, Rakernas tahun ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor serta peran vital para penyuluh KB dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dalam mendampingi masyarakat menuju keluarga yang sehat, sejahtera, dan berkualitas.
“Kolaborasi antara ayah dan ibu dalam pengasuhan anak, serta dukungan nyata dari para penyuluh KB adalah fondasi penting bagi masa depan keluarga Indonesia,” ujar Wamen Isyana dalam sambutannya, Senin (28/7/2025).
Evaluasi dan Konsolidasi Program
Rakernas IPeKB 2025 bukan hanya forum diskusi, tetapi juga sarana evaluasi program kerja yang telah berjalan, sekaligus ajang konsolidasi menghadapi berbagai tantangan keluarga di masa mendatang.
IPeKB sebagai organisasi profesi yang menaungi lebih dari 18.000 penyuluh KB di seluruh Indonesia ini memainkan peran kunci dalam mendampingi keluarga dalam senyap namun berdampak nyata.
Beberapa isu penting yang menjadi fokus pembahasan Rakernas kali ini antara lain:
1. Pencegahan Stunting
Penekanan pada pemantauan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan penguatan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING).
2. Penguatan Keluarga
Melalui program yang mendukung kesehatan, pendidikan, dan ketahanan ekonomi rumah tangga.
3. Kolaborasi Lintas Sektor
Sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi profesi demi mewujudkan pembangunan keluarga yang holistik.
“Jika kita bergerak sekarang, maka generasi 2045 yang sehat, cerdas, dan tangguh akan benar-benar terwujud,” tegas Isyana.
Mendukung Program Prioritas Presiden
Momentum Rakernas IPeKB 2025, kata Isyana, dimanfaatkan juga untuk menyinergikan kerja organisasi dengan sejumlah program prioritas Presiden Prabowo Subianto, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Cek Kesehatan Gratis, Sekolah Rakyat, Koperasi Merah Putih, Swasembada Pangan, dan Program Perumahan Rakyat.
Menurut Isyana, penyuluh KB memegang peran strategis dalam memastikan program MBG tepat sasaran, khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Fase 1.000 HPK dinilai menjadi periode emas dalam mencegah stunting dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan.
“Peran penyuluh sangat krusial dalam menjangkau keluarga yang paling membutuhkan. Keberadaan mereka adalah wajah negara yang hadir di tengah masyarakat,” katanya.
Dengan semangat transformasi, IPeKB didorong menjadi garda terdepan dalam pelayanan keluarga berbasis cinta dan dedikasi.
Harapannya, organisasi ini dapat melahirkan rekomendasi dan rencana aksi nyata untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045.***











Discussion about this post