Madania.co.id, Arab Saudi- Seorang pejabat Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi mengatakan siap mendanai produksi salinan Al-Qur’an digital dalam huruf braille.
Qazi bin Fahd al-Dhabyani baru-baru ini bertemu dengan penggagas program tersebut, Meshal Al-Harasani, yang bekerja untuk menciptakan mus’haf digital (braille) untuk tunanetra, situs web Youm7 melaporkan.
Dilansir Iqna (31/01/21), Al-Harasani (31), yang juga seorang penasihat di Universitas King Abdul Aziz telah membuat penemuan terbaru atas program braille digital tersebut.
Dari serangkaian kreasi cerdik yang telah ia buat sejak usia 13 tahun, ia telah bertanggung jawab atas lebih dari 50 penemuan di berbagai bidang kemanusiaan dan bidang sosial.
“Ini adalah papan elektronik dengan 28 karakter dan setiap karakter memiliki enam huruf braille, dan halaman papan berisi 28 baris,” kata Al-Harasani dalam sebuah wawancara tahun lalu.
“Para tunanetra dapat membaca Al-Qur’an dengan mudah dan bisa menavigasi halaman dengan mudah karena seluruh Al-Qur’an terdaftar di papan elektrionik,” katanya.
Al-Harasani menjelaskan bagaimana mus’haf digital akan lebih memudahkan proses membaca Al-Qur’an bagi tunanetra dibandingkan dengan Al-Qur’an versi normal dalam huruf braille.
“Tunanetra membaca Al-Qur’an dalam huruf braille dalam enam jilid besar yang menyulitkan mereka untuk menjangkau halaman, ayat atau surat. Membawa dan menyimpannya juga sulit karena ukurannya,” katanya.
Inspirasi
Al-Harasani terinspirasi untuk menciptakan mushaf digital ketika ia mengunjungi Kompleks Raja Fahd untuk mengikuti seminar pengajaran Al-Qur’an bagi yang berkebutuhan khusus.
“Saya meneliti bacaan Al-Qur’an bagi mereka yang berkebutuhan khusus, terutama bagi tunanetra. Dan dari sana, ide untuk membuat mus’af digital untuk tunanetra muncul,” katanya.
Penemuannya masih terus dikembangkan dan diharapkan dapat diluncurkan dalam setahun kedepan.
“Selama ini papan elektronik berisi 28 karakter dan 28 baris menyerap jumlah karakter yang sama dengan halaman kertas Al-Qur’an braille,” katanya.
“Ide tersebut sekarang dalam tahap pengembangan. Saya dan tim sedang mengerjakan pekerjaan selangkah demi selangkah dan secepat mungkin,” sambungnya.
Al-Harasani mengatakan bahwa ada bagian dari timnya seorang individu dengan gangguan penglihatan.
“Saya bekerja dengan sekelompok orang terkemuka, termasuk orang-orang tunanetra, dan inilah yang mendorong saya untuk bekerja lebih keras, ketika saya melihat, rasa takjub dan bahagia di wajah mereka saat mengejar pekerjaan terhormat ini,” katanya.
Penemuan sebelumnya termasuk ponsel untuk tunanetra, mata uang untuk tunanetra, serta kursi penumpang untuk mengakomodasi mereka yang berkebutuhan khusus di dalam pesawat. (dzk)
Discussion about this post