Madania.co.id, Bandung, – Aliansi Pedagang Bandar dan Pedagang Daging Sapi Indonesia Jawa Barat (Albapsi Jabar) mengancam melakukan aksi libur berjualan lima hari jika Pemerintah Provinsi Jabar dan Pusat tidak segera melakukan intervensi terhadap harga daging sapi yang sekarang terus naik setiap mknggu.
Ketua Albapsi Jabar, H. Yayat Sumirat, menyatakan, ancaman tersebut, keluar karena pihaknya merasa prihatin akibat kenaikan tersebut tidak segera dicegah.
Menurut dia, kenaikan harga itu akan merugikan banyak pihak, di antaranya penjual bakso dan rumah makan seerta rakyat kecil.
“Kebutuhan daging sapi potong di Jawa Barat, setiap satu tahun ada di angka 1.017.138 kg atau setara dengan 193.255 ton daging sapi potong,” kata Yayat kepada wartawan, Rabu, (10/2/2021).
Yayat menyebutkan, harga daging sapi potong sebelumnya hanya Rp 88.000/kg lalu naik menjadi Rp Rp 94 ribu/kg.
Sekarang, lanjut dia, harga daging sapi kulitas bagus menjadi Rp120-Rp125 ribu/kg dan harga daging sapi kuaitas sedang Rp110 ribu/kg.
Kenyataan inilah yang ia kwatirkan menjadi penyebab kerugian bagi pedagang bakso dan rumah makan.
Apalagi lanjutnya, sebentar lagi masyarakat akan menghadapi bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah harus segera mengantisipasi masalah ini, mengingat di masa pandemi covid 19 , daya beli masyarakat cukup rendah.
Untuk tingkat kerawanan lainnya, dia menyebut, perusahaan-perusahaan akan gulung tikar dan akan banyak karyawan yang di PHK. Sehingga bisa mengancam pedagang sapi potong di pasar-pasar tradisional.
“Kami dari Albapsi Jbar dan Albapsi Jakarta, meminta kepada pemerintah Provinsi Jabar dan Pusat untuk memberikan solusi dengan melakukan importasi sapi potong dan siap potong atau trading untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan daging sapi,” ujar dia.
Yayat menolak importasi daging sapi beku, alasanya secara psikologis tidak cocok dengan masyarakat dan lebih cenderung menyukai daging sapi potong segar.
Importasi daging sapi potong itu, lanjut dia, bisa melalui Departemen Perdagangan, Departemen Pertanian, Bulog dan Departemen Pertanian Jawa Barat untuk segera mengintervensi dengan melakukan impor sapi potong yang didistribusikan ke rumah potong Hewan.
Dengan demikian, menurutnya pula, harga jual sapi potong di pasaran bisa di Rp100 ribu untuk konsumsi masyarakat, termasuk rumah makan, pedagang bakso, dan pedagang sayuran keliling antarkampung.
Selanjutnya kebutuhan menjelang bulan puasa dan lebaran, katanya, bisa terpenuhi yang tadinya hanyan153.255 ton daging sapi akan meningkat menjadi 3-4 kali lipat karena harganya dapat terjangkau.
“Kami mengapresiasi upaya Gubernur Jawa Barat yang akan melakukan impor 1.000 ekor sapi dari NTB . Tentunya selain bisa lama tapi tidak akan menutupi masalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu,” ujar dia.
Jika divisualisasikan kebutuhan daging sapi potong lokal hanya berpatok di 30%, sisanya yang 70%, sehingga ia berharap, dari impor bisa dilakukan penyesuaian harga di pasaran sesuai dengan harga beli masyarakat saat ini.
Yayat telah melakukan koordinasi dengan Aliansi lain, yang sepakat akan melakukan libur dagang selama 5 hari jika pemerintah tidak mengambil tindakan, agar masyarakat tahu bahwa sekarang harga daging sapi naik.
Jika pemerintah Jawa Barat atau pusat tidak memberikan jawaban pasti untuk menekan kenaikan harga daging, dia menegaskan akan segera merealisasikan rencananya untuk mogok berjualan.
“Sebagai Ketua Umum Albapsi Jabar, saya meminta maaf bila dalam jangka waktu yang tidak bisa ditentukan tak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging sapi potong. Dan harus hilang dari pasaran,” katanya.(m
Discussion about this post