Madania.co.id, Jakarta – Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir yang merendam rumah warga di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua pada Selasa (9/2) sejak pukul 08.00 Wita.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua melaporkan banjir terjadi di tiga distrik yaitu Distrik Arso, Arso Barat, dan zdistrik Arso Timur yang berdampak pada 4.406 jiwa mengungsi sementara di Gedung Pramuka.
BPBD Provinsi Papua masih melakukan pengumpulan data melalui Tim Siaga Bencana Kampung (TSBK).
Selain itu juga dilakukan pengarahan personil gabungan yang terdiri dari BPBD Provinsi Papua, BPBD Kabupaten Keerom, RAPI, TNI, dan POLRI.
BPBD setempat memantau kebutuhan dasar bagi para pengungsi di Gedung Pramuka serta rehabilitasi jembatan di Arso PIR 1 yang rusak akibat terdampak banjir sepanjang kurang lebih sepanjang satu kilometer.
Bupati Kabupaten Keerom telah menetapkan status tanggap darurat penanganan banjir melalui Surat Keputusan Bupati No : 363/572/BUP/2021 terhitung mulai 3 hingga 16 Febuari 2021.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi di sertai petir dan hujan kencang masih akan terjadi di Kabupaten Keerom Papua hingga dua hari ke depan.
Menurut kajian dari InaRISK, Kabupaten Keerom memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi pada tujuh kecamatan dengan 17.456 jiwa terpapar risiko tersebut.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan tgerhadap ancaman bencana hidrometeorologi, mengingat prakiraan puncak musim penghujan masih berlangsung hingga akhir Februari 2021. Masyarakat juga dapat memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui risiko becnana yang ada di wilayahnya melalui laman InaRISK.
Berbagai upaya juga dapat dilakukan untuk pencegahan bencana banjir seperti melakukan pembersihan maupun penanaman kembali pada daerah resapan air, mempersiapkan persediaan air minum, makanan ringan, obat-obtan, maupun mematikan arus listrik dalam rumah jika banjir akan melanda serta membangun koordinasi antar warga dalam menginformasikan peringatan dini banjir.(m)
.
Kabupaten Keerom Papua, Belaaan Ribu Rumah Terendam.
Banjir merendam rumah warga di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. (BPBD Provinsi Papua)
Madania.co.id, Jakarta – Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir yang merendam rumah warga di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua pada Selasa (9/2) sejak pukul 08.00 Wita.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua melaporkan banjir terjadi di tiga distrik yaitu Distrik Arso, Arso Barat, dan zdistrik Arso Timur yang berdampak pada 4.406 jiwa mengungsi sementara di Gedung Pramuka.
BPBD Provinsi Papua masih melakukan pengumpulan data melalui Tim Siaga Bencana Kampung (TSBK).
Selain itu juga dilakukan pengarahan personil gabungan yang terdiri dari BPBD Provinsi Papua, BPBD Kabupaten Keerom, RAPI, TNI, dan POLRI.
BPBD setempat memantau kebutuhan dasar bagi para pengungsi di Gedung Pramuka serta rehabilitasi jembatan di Arso PIR 1 yang rusak akibat terdampak banjir sepanjang kurang lebih sepanjang satu kilometer.
Bupati Kabupaten Keerom telah menetapkan status tanggap darurat penanganan banjir melalui Surat Keputusan Bupati No : 363/572/BUP/2021 terhitung mulai 3 hingga 16 Febuari 2021.
Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi di sertai petir dan hujan kencang masih akan terjadi di Kabupaten Keerom Papua hingga dua hari ke depan.
Menurut kajian dari InaRISK, Kabupaten Keerom memiliki potensi risiko banjir sedang hingga tinggi pada tujuh kecamatan dengan 17.456 jiwa terpapar risiko tersebut.
Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan tgerhadap ancaman bencana hidrometeorologi, mengingat prakiraan puncak musim penghujan masih berlangsung hingga akhir Februari 2021. Masyarakat juga dapat memantau prakiraan cuaca melalui laman BMKG dan mengetahui risiko becnana yang ada di wilayahnya melalui laman InaRISK.
Berbagai upaya juga dapat dilakukan untuk pencegahan bencana banjir seperti melakukan pembersihan maupun penanaman kembali pada daerah resapan air, mempersiapkan persediaan air minum, makanan ringan, obat-obtan, maupun mematikan arus listrik dalam rumah jika banjir akan melanda serta membangun koordinasi antar warga dalam menginformasikan peringatan dini banjir.(m)
.
Discussion about this post