madaniacoid – Bio Farma membagikan kisah dan pelajaran penting saat menghadapi Covid-19 di Annual Investment Meeting (AIM Global) ”The Investment Paradigm Shift: Future Investment Opportunities To Foster Sustainable Economic Growth, Diversity and Prosperity” yang diselenggarakan oleh AIM Foundation berkolaborasi bersama WHO pada 8-10 Mei di Abu Dhabi, United Arab Emirates.
Direktur Operasi Bio Farma, Rahman Roestan hadir sebagai salah satu narasumber dengan mengangkat tema ”Investing in Innovation and Technology Transfers To Improve Access and Health, Pharmaceutical Industry Perspective” bersama Dr Jicui Dong, Unit Head, Local Production and Assistance Unit, WHO; Dr Xe Yu, Beijing Institute of Biological Products China, Heran Borta, Director General Ethiopian Food and Drug Authority, Prof of Law and Consultant, Florida State University College of Law dan Jason Wang, Director of Intl. Public Affairs, Sales and Marketing.
Rahman Roestan dalam presentasinya menyampaikan mengenai Industri Farmasi dalam Menumbuhkan Sinergi dan Kemitraan untuk memberikan solusi komprehensif kesehatan dan permasalahan penyakit di Indonesia dan Kawasan Asia.
Pada awal tahun 2020, kata dia, pemerintah Indonesia membentuk Perusahaan Induk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kesehatan dengan menggabungkan tiga BUMN yang sudah memiliki keunggulan masing – masing, yaitu Bio Farma dengan produk life science, Kimia Farma dengan chemical medicines dan Indofarma dengan herbal medicines & medical devices.
”Tujuan utamanya adalah memberikan solusi yang komprehensif untuk masalah kesehatan dan penyakit di Indonesia dan Kawasan Asia, memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan produk kesehatan, serta menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan obat-obatan dan produk kesehatan untuk mendukung ekosistem kesehatan,” ungkap Rahman.
Rahman menegaskan, Pandemi Covid-19 mengajarkan banyak hal terutama di bidang kesehatan masyarakat yaitu terkait kesiapan industri dalam membangung kolaborasi/kemitraan Strategis, transfer teknologi, manajemen rantai dingin hingga sistem Distribusi Track & Trace.
Menyikapi hal itu, lanjutnya, Bio Farma telah membangun kolaborasi dengan berbagai pihak untuk percepatan penanganan pandemi Covid-19. Salah satunya berkolaborasi dengan CEPI. CEPI merupakan kemitraan global inovatif antara organisasi publik, swasta, filantropi, dan masyarakat sipil, untuk mengembangkan vaksin sebagai persipan menghadapi pandemi dan epidemi.
”Kolaborasi dapat menyelamatkan dunia dari pandemi. Pada masa pandemi, Bio Farma telah menerapkan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) berupa Track and Trace, yang merupakan hasil inovasi perusahaan, untuk menjamin keamanan vaksin, kecepatan pengiriman, ketepatan waktu dan kepuasan pelanggan. SMDV ini menerapkan Internet of Things (IoT), yang dipergunakan untuk memantau suhu dari vaksin Covid-19,” paparnya.
Bio Farma telah menerapkan berbagai strategi dalam mencapai tujuan nasional dan regional keamanan vaksin, obat, dan diagnostik. Di antaranya adalah menegakkan kebijakan tentang kemandirian vaksin dan obat. Kemudian, menyusun rencana kesiapsiagaan pandemi, penelitian dan pengembangan kolaboratif, akuisisi teknologi, digitalisasi proses, kapasitas dalam pembuatan vaksin dan obat-obatan. ”Yang tidak kalah penting adalah mengharmonisasi Peraturan Daerah,” ucapnya.
Di akhir paparannya, Rahman juga membahas kurangnya akses mendapatkan vaksin, obat-obatan, alat pelindung diri, kit diagnostik dan produk kesehatan prioritas lainnya. Termasuk, akses yang tidak merata dan tidak tepat waktu juga menjadi masalah terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah selama pandemi Covid-19.
Untuk diketahui, Annual Investment Meeting (AIM) merupakan acara yang diselenggarakan setiap tahun di Uni Emirat Arab sebagai platform bagi semua sektor untuk berdiskusi secara terbuka mengenai tren dan peluang investasi terkini, memiliki kesempatan untuk bertukar ide dan menjajaki kemitraan potensial.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 20 ribu peserta yang terdiri atas top executives, decision makers, pemimpin perusahaan, pemerintah, dan perwakilan masyarakat dari 170 negara.***
Discussion about this post