Jakarta.madania.co.id – Di tengah sorotan publik terhadap kiprah BUMN dalam pembangunan berkelanjutan, PT Bio Farma (Persero) tampil sebagai anomali yang patut dicermati.
Tak sekadar menyalurkan dana sosial, perusahaan farmasi pelat merah ini menyisir akar masalah sosial lewat pendekatan sistemik yang mengikat antara keberlanjutan dan strategi bisnis.
Itu pula yang mengantar Bio Farma menyabet dua penghargaan sekaligus dalam TOP CSR Awards 2025: 5 Star TOP CSR dan TOP Leader on CSR Commitment. Sebuah pengakuan formal, tapi bukan puncak tujuan.
“Ini bukan tentang kompetisi simbolik. Kami justru ingin menjadikan CSR sebagai mekanisme pembangunan yang menyatu dengan misi bisnis,” tegas Tjut Vina Irviyanti, Vice President TJSL, HSE, Aset, dan Umum Bio Farma saat menerima penghargaan di Jakarta, 11 Juni 2025. Ia didampingi koleganya, Sarmedi, yang juga menjabat Vice President TJSL.
TOP CSR Awards tahun ini mengusung tema “CSR for Sustainable Business Growth and Asta Cita Government Programs”, mempertemukan lebih dari 700 pemangku kepentingan dari berbagai korporasi nasional.
Di antara parade sambutan, pernyataan Samsul Widodo, Dirjen Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, menjadi semacam garis bawah: “CSR hari ini tidak cukup berhenti di charity. Kita butuh model pendampingan yang memperkuat daya tahan desa, terutama soal air bersih dan energi.”
Bio Farma menjawab tantangan itu dengan program yang tidak hanya patuh pada ISO 26000 dan prinsip ESG, tapi juga menerapkan pendekatan Creating Shared Value (CSV)—menciptakan nilai bersama antara korporasi dan masyarakat. Program unggulannya menyentuh isu lingkungan, energi, dan kemandirian desa: penanaman mangrove di lahan kritis, penyediaan panel surya, hingga pembangunan fasilitas mikrohidro.
“Setiap intervensi harus punya dampak jangka panjang. Kami tak ingin sekadar dilihat sebagai pemberi dana, tapi sebagai mitra strategis dalam pembangunan masyarakat,” ujar Tjut Vina, mantap.
Seleksi penghargaan ini berlangsung sejak Januari hingga April 2025, melibatkan juri independen dari kalangan akademisi, asosiasi bisnis, dan profesional CSR.
Bagi Bio Farma, keberhasilan ini bukan soal citra, tapi arah. Dari laboratorium ke pelosok desa, mereka sedang menanam reputasi yang tumbuh dari ketulusan dan kalkulasi sosial yang presisi.***











Discussion about this post