Madania.co.id, Bandung – Vaksin merupakan salah satu produk farmasi, yang sensitif terhadap perubahan suhu. Oleh karenanya, selain menerapkan 2D data matrix dalam kemasan primer, sekunder dan tersier untuk memastikan ketelusuran (identifikasi) dan keaslian produk (otentikasi),
Bio Farma pun menerapkan teknologi Internet of Things (IoT) dengan memasang sensor suhu dan GPS (global position system) pada kendaraan angkutan vaksin berpendingin.
Untuk kebutuhan otentifikasi, monitoring posisi kendaraan dan suhu vaksin, Holding BUMN Farmasi telah membangun Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV) yang terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi.
Termasuk Command Center yang dilengkapi dengan dashboard IoT untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan, termasuk batasan suhu yang dipantau secara real time, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya dan dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengapresiasi dengan hadirnya SMDV ini, dan berharap akan diintegrasikan dengan sistem yang ada di Kementerian Kesehatan RI.
“Kami berharap SMDV ini, dapat terintegrasi secara digital, dengan sistem yang ada di Kementerian Kesehatan, dan bisa diterapkan sampai dengan layanan / fasilitas kesehatan yang ada di seluruh Indonesia,” ujar Budi Gunadi Sadikin saat berkunjungnek Bio Farma belum lama ini.
Direktur Digital Healthcare Bio Farma Soleh Ayubi, menjelaskan, bahwa sistem yang diberi SMDV ini, akan diterapkan perdana, pada pendistribusian vaksin CoronaVac dari Sinovac untuk seluruh tenaga kesehatan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.
Bio Farma memiliki pengalaman yang panjang di tingkat nasional dan global, dalam hal pendistribusian vaksin, yang sesuai dengan prinsip Good Distribution Practice (GDP) atau Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB).
Salah satunya adalah pemantauan posisi dan suhu selama dalam perjalanan dari Bio Farma hingga titik akhir pengantaran.
“Dari pengalaman tersebut, kami melengkapinya dengan teknologi digital IoT yang dapat dimonitor melalui Command Center Holding BUMN Farmasi. Dengan adanya Command Center ini, merupakan salah satu cara Bio Farma untuk menjamin kualitas vaksin dengan memanfaatkan teknologi digital,”ujar Soleh Ayubi.
Soleh Ayubi menambahkan, bila selama perjalanan terdeteksi suhu diluar batasan yang ditentukan, maka sistem akan mengirim peringatan (alert) ke Command Center.
Selanjutnya petugas di command center akan mengambil tindakan dengan menghubungi driver yang membawa kendaraan tersebut dan memberikan instruksi yang diperlukan.
Selain dashboard IoT sebagaimana dijelaskan di atas, pergerakan vaksin dapat dimonitor di Command Center ini dengan alur proses, yaitu pada saat pengiriman vaksin, dapat dimonitor berapa total total keseluruhan jumlah Delivery Order (DO), jumlah DO yang siap dikirim, jumlah DO yang dalam perjalanan dan jumlah DO yang sudah sampai.
Tak hanya itu, juga bisa melihat perbandingan antara DO untuk jalur pemerintah dan jalur mandiri, peta pengantaran DO, rasio pengiriman DO yang terlambat sampai maupun sesuai waktu serta melihat detail dari DO (No DO, Kode Tersier, Kode Sekunder dan Kode Vial).
Pada akhirnya informasi yang ditampilkan di command center ini juga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak-pihak terkait sesuai dengan kewenangan guna menjamin kualitas dan keamanan vaksin, serta disebarkan sesuai alokasi secara cepat, efektif, dan efisien. (tgh)
Discussion about this post