CLOSE ADS
CLOSE ADS
close
MADANIACOID
  • Berita
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Dunia Islam
  • Kajian
  • Gaya Hidup
  • Persib Bandung
  • Agenda
  • Radio Streaiming
Sabtu, 27 Desember 2025
No Result
View All Result
  • Berita
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Dunia Islam
  • Kajian
  • Gaya Hidup
  • Persib Bandung
  • Agenda
  • Radio Streaiming
No Result
View All Result
MADANIACOID
No Result
View All Result

Dari Kampus ke Sawah, Sosiologi Pedesaan Menjaga Martabat Petani

Oleh Denny Surya
Rabu, 17 Desember 2025 - 20:07
di Headline, Pendidikan
Dari Kampus ke Sawah, Sosiologi Pedesaan Menjaga Martabat Petani

Bandung, madania.co.id — Di tengah euforia teknologi digital dan industrialisasi, pertanian kerap dipersepsikan sebagai sektor lama yang pelan dan tertinggal.

Padahal, krisis pangan global, perubahan iklim, hingga ketimpangan antara desa–kota justru menegaskan satu hal yakni pertanian tetap relevan, bahkan semakin mendesak.

Di titik inilah pendidikan tinggi diuji, apakah sekadar mencetak tenaga ahli teknis, atau turut membaca realitas sosial yang melingkupi sawah, petani, dan desa.

Pesan itu mengemuka dalam Kuliah Wada Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, bertajuk “Membumikan Teori Sosiologi untuk Mengkaji, Memahami, dan Bertindak”, yang digelar di Grha Sanusi Hardjadinata, Kampus Iwa Koesoemasoemantri Universitas Padjadjaran, Rabu, 17 Desember 2025.

Bagi Ganjar, sosiologi, khususnya sosiologi pedesaan dan pertanian bukan sekadar perangkat teori, melainkan alat kritis untuk membaca realitas petani, relasi kuasa, serta dampak pembangunan.

Ia menegaskan bahwa pembangunan pertanian tak bisa direduksi menjadi urusan produksi dan angka statistik semata.

“Pendekatan metamodernisme membuka ruang untuk mengatakan, kita tetap memerlukan ilmu agronomi, teknologi irigasi, data produksi, dan kebijakan pangan yang terencana, namun semua itu harus dirancang dalam dialog petani, menghargai keanekaragaman lokal, keadilan agraria, dan keberlanjutan ekologis,” ujar Prof. Ganjar.

Dalam perspektif pendidikan, gagasan itu menjadi kritik halus terhadap cara kampus memosisikan pertanian. Ilmu pertanian, menurut Ganjar, harus dibaca sebagai proses sosial yang memengaruhi relasi kuasa, struktur kepemilikan lahan, hingga nasib petani kecil. Karena itu, sosiologi pedesaan menjadi fondasi agar kebijakan pertanian tidak lahir dari ruang hampa.

“Sosiologi mengajarkan bahwa antara landasan, cara, dan tujuan haruslah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hal seperti ini berlaku umum di dalam seluruh kehidupan,” katanya.

Kuliah wada, kuliah terakhir menjelang purnabakti, dimaknai Ganjar sebagai ruang refleksi akademik. Bukan penutup, melainkan penanda bahwa gagasan ilmiah justru harus terus hidup di luar masa jabatan formal.

Perjalanan akademiknya, dari Fakultas Pertanian Unpad hingga meraih doktor sosiologi di Universitas Paris X Nanterre, membentuk pandangan bahwa pertanian tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan, keadilan sosial, dan keberlanjutan ekologi.

Rektor Unpad Prof. Arief S. Kartasasmita menilai pemikiran Ganjar sebagai warisan intelektual yang melampaui usia pensiun.

“Usia pensiun hanyalah angka dan administratif saja, karena menurut saya, pemikiran Prof. Ganjar juga hal-hal yang diwariskan akan terus abadi di antara kita semua,” ujarnya.

Nada serupa disampaikan Ketua Senat Akademik Unpad Prof. Dr. dr. Yoni Fuadah Syukriani, M.Si., DFM. Ia menegaskan bahwa pengabdian pendidik tidak mengenal titik akhir.

“Kegiatan ini diadakan untuk menyerap inti sari dari kearifan dan pengalaman Prof. Ganjar,” katanya.

Dalam konteks lebih luas, kuliah wada ini menegaskan kembali posisi pertanian sebagai simpul strategis pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) mulai dari pendidikan berkualitas (SDG 4), pekerjaan layak (SDG 8), kota dan permukiman berkelanjutan (SDG 11), hingga perlindungan ekosistem daratan (SDG 15).

Pendidikan pertanian, dengan demikian, bukan sekadar urusan kampus, tetapi bagian dari upaya menjaga keberlanjutan hidup bersama.

Ketika pembangunan kerap melaju tanpa mendengar suara desa, pesan Prof. Ganjar menjadi pengingat, pertanian tidak pernah usang.

Yang sering tertinggal justru cara pandang kita dalam merumuskannya. Dan di sanalah pendidikan dituntut hadir untuk senantiasa membaca, mengkritik, dan bertindak.***

Editor: Denny Surya
Berita terbaru dan menarik hari ini tentang #DPM-Desakebijakan panganpembangunan berkelanjutanpendidikan tinggipertanianPetaniProf Ganjar KurniaSDGssosiologi pedesaanUniversitas Padjadjaran
Previous Post

Jelang Nataru, KAI Sumbar Antisipasi Risiko Kelelahan di Balik Lonjakan Penumpang

Next Post

Awal Nataru, 103 Ribu Penumpang Commuter Line Jadi Sinyal Geliat Ekonomi Bandung Raya

Next Post
Daop 2 Bandung Dorong Minat Naik KA Ekonomi New Generation

Awal Nataru, 103 Ribu Penumpang Commuter Line Jadi Sinyal Geliat Ekonomi Bandung Raya

Discussion about this post

Indeks Berita

Desember 2025
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  
« Nov    
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bocoran 500 Istilah Tugas MOS – MPLS Terlengkap 2022

Ini Dia Bocoran 500 Istilah Tugas MOS MPLS Terlengkap

Selasa, 12 Juli 2022 - 18:41
Mantaps!, inilah 7 Aneka Makanan yang dibuat dari Umbi-umbian

Mantaps!, inilah 7 Aneka Makanan yang dibuat dari Umbi-umbian

Senin, 13 Februari 2023 - 15:30
mitos dan fakta eureup eureup

Mitos dan Fakta tentang Eureup-Eureup Saat Tidur

Sabtu, 4 Juli 2020 - 13:06
cara transkrip tanpa ngetik

Cara Transkrip Wawancara Tanpa Harus Ngetik

Selasa, 7 Juli 2020 - 17:53
KAI Geber Promo 12.12, Tiket Murah Menggoda Jelang Libur Akhir Tahun

H+9 Nataru, Volume Pengguna Capai 530 Ribu, Stasiun Bandung Padat Wisatawan

Sejarah Pendirian Parmusi, Persaudaraan Muslimin Indonesia

Iuran BPJS Kesehatan Naik Mulai Hari Ini, Kelas I Jadi Rp150 Ribu

mitos dan fakta eureup eureup

Mitos dan Fakta tentang Eureup-Eureup Saat Tidur

KAI Geber Promo 12.12, Tiket Murah Menggoda Jelang Libur Akhir Tahun

H+9 Nataru, Volume Pengguna Capai 530 Ribu, Stasiun Bandung Padat Wisatawan

Jumat, 26 Desember 2025 - 18:36
Libur Nataru 2025, KAI Bandung Sediakan 230 Ribu Tempat Duduk Penumpang

372 Ribu Perjalanan Natal di Bandung, Kereta Komuter Jadi Ruang Sosial Kota

Kamis, 25 Desember 2025 - 18:11
Panoramic Train Dongkrak Citra dan Ekonomi Jalur Selatan

Mobilitas Nataru di Bandung Menguat, Stasiun Ini Jadi Tujuan Kedatangan Utama

Kamis, 25 Desember 2025 - 18:02
KAI Buka Lowongan, Peluang Emas bagi Lulusan SLTA, D3, hingga S1

Arus Pengguna Commuter Bandung Meningkat Jelang Natal, Stasiun Bandung Jadi Titik Utama Pergerakan

Rabu, 24 Desember 2025 - 18:52
  • Indeks Berita
  • Pedoman Pemberitaan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
  • Berita
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Dunia Islam
  • Kajian
  • Gaya Hidup
  • Persib Bandung
  • Agenda
  • Radio Streaiming

© 2022 MADANIACOID

slot gacor
ssh account
slot online