Madania.co.id, Padalarang – Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Dedi Supandi mendukung penerapan Kurikulum Prototipe yang digagas Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) sebagai pemulihan pembelajaran.
Hal tersebut disampaikan Kadisdik dalam Workshop Pendidikan “Sosialisasi Buku dan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran” yang digelar Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jabar, Jalan Raya Batujajar KM 2 No. 90, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (27/12/2021).
“Perubahan ini kita ikuti dan dukung karena kita harus mengikuti perkembangan zaman yang berubah. Kalau pusat melakukan perubahan dengan Kurikulum Prototipe, kita mengikuti perubahan tersebut ,” tutur Kadisdik.
Kadisdik menjelaskan, sebelum Kurikulum Prototipe diresmikan, pihaknya telah meluncurkan kurikulum darurat bernama “Kurikulum Masagi” guna merespons pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
“Implementasinya di Jabar saya pikir sudah terjadi. Melalui Kurikulum Masagi, kita menyederhanakan Kurikulum 13 dan menggabungkan dengan kondisi saat ini melalui pendekatan pendidikan karakter,” jelasnya.
Penerapan Kurikulum Masagi, lanjut Kadisdik, berdampak baik pada peningkatan angka partisipasi kasar (APK) dan angka partisipasi murni (APM). Berdasarkan dapodik, dari 1.852.000 siswa naik menjadi 1.871.000 pada tahun ajaran baru.
Kadisdik berharap, penerapan Kurikulum Prototipe juga mampu mengembangkan kompetensi tenaga pendidik agar lebih mandiri dan inovatif dalam mengajar. “Mudah-mudahan, dalam waktu dekat akan disahkan oleh pemerintah dalam rangka percepatan mutu dan akses pendidikan,” harapnya.
Didukung DPR RI
Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda pun mendukung penerapan Kurikulum Prototipe diterapkan di satuan pendidikan. Kurikulum tersebut dipandang mampu menjadi salah satu tools dalam menyongsong era disrupsi pendidikan yang harus diantisipasi.
“Kurikulum ini memberi ruang akselerasi percepatan pemulihan pembelajaran pasca-Covid-19 yang menyebabkan learning loss luar biasa. Ini bisa menjadi tools untuk akselerasi profil pelajar kita,” ujarnya.
Namun, ia mengaku proses penerapannya tidak akan mudah. Sehingga, ia mendorong kepala sekolah dan stakeholder pendidikan untuk mendukung proses tersebut. “Ini butuh effort tersendiri untuk pembaharuan kurikulum. Ini bagian semangat kita supaya dunia pendidikan betul-betul menyiapkan SDM sesuai kebutuhan,” terangnya.
Bersifat Opsional
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno pun menegaskan, penerapan Kurikulum Prototipe tersebut bersifat opsional atau tidak diwajibkan diterapkan di seluruh sekolah. “Kami memberikan kemerdekaan kepada satuan pendidikan untuk memilih kurikulum yang ada,” ucapnya.
Ia menambahkan, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi satuan pendidikan yang akan menerapkan kurikulum ini. “Tapi, tidak ada mekanisme seleksi terhadap sekolah yang akan menerapakannya. Ini kebijakan Pak Menteri,” imbuhnya.
Saat ini, penerapan Kurikulum Prototipe sudah diterapkan di 250 satuan pendidikan yang merupakan sekolah penggerak.***
Discussion about this post