Madania.co.id, Bandung – Kawasan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang terletak di Rancanumpang, Kec. Gedebage, Kota Bandung masih jadi primadona para pesepeda di akhir pekan.
Meski di tengah kondisi pandemi Covid-19, semangat para pesepeda tak surut untuk melakukan olahraga yang satu ini.
Berdasarkan pantauan Madania, tidak sedikit masyarakat yang memenuhi GBLA pada akhir pekan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Tak ayal, situasi ini juga cukup menimbulkan kerumunan.
Salah satu pesepeda, Solehan Yusuf mengatakan, meski dirinya takut terkena Covid-19 saat bersepeda di tempat ramai, namun olahraga menjadi hal yang penting untuk menjaga daya tahan tubuh.
“Bersepeda ke GBLA karena tempatnya nyaman. Takut kena corona, tapi olahraga juga penting. Jadi tetep aja sepedahan, asal dengan menggunakan protokol kesehatan,” ujarnya saat ditemui di Kawasan GBLA, Sabtu (6/2/2021).
Untuk mengantisipasi kerumunan, Solehan kerap memilih melakukan olahraga tersebut seorang diri. “Cukup sendiri aja sepedahannya, jangan bawa rombongan,” tambahnya.
Selain GBLA, sebelum adanya Covid-19, Solehan yang merupakan warga Cileunyi mengatakan, dirinya juga beberapa kali bersepeda ke tempat-tempat yang lebih jauh, seperti Kiarapayung, Lembang bahkan Pangalengan.
“Yang paling rame tuh di Kiarapayung. Karena memang treknya masih dibilang mudah bagi semua kalangan. Karakter tiap tempat memang beda beda, sepedahan ke Lembang Pangalengan tuh dulu. sebelum ada corona. kalau sekarang mah paling yg deket-deket ke GBLA doang atau Kiarapayung,” ungkapnya.
Menurutnya, keadaan Covid-19 seperti saat ini bukan jadi penghalang untuk orang-orang melakukan olah raga di luar ruangan. Yang terpenting, tetap menjaga 3M+1T.
“Gak usah ngajak rombongan, terus hindari tempat ramai. Kalau mau ke tempat ramai, tetap jaga protokol kesehatan, trus juga ya tetap hindari kerumunan, di spot-spot yang gal bnyak orang-orang dipake istirahat,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, seorang pesepeda lainnya, Vivi Nurdiana mengatakan, kawasan GBLA biasanya dipenuhi oleh para pesepeda pada pukul 07.00 WIB.
“Sepedahan pagi-pagi jam 6 atau 7 (pagi) tuh penuh banget di sana. Sesek sama yang sepedahan, yang jajan juga banyak gitu. Kan di sana banyak yang jualan, jadi pada berhenti buat makan segala macem,” bebernya.
Vivi mengatakan, dirinya lebih memilih untuk menghindari kerumunan. Tak hanya itu, menurutnya, kawasan GBLA akan selidikit lebih lengang menjelang siang hari.
“Engga ikut berkerumun, hanya sepedahan aja. Paling minum jugq bawa dari rumah, paling juga sepedahan. Berangkat lebih siang, lebih lengang ternyata. Kalau berangkatnya jam 8an, nyampe GBLA ga terlalu penuh kaya pagi,” ungkapnya. (sr)
Discussion about this post