Madania.co.id, Bandung – Banjir yang kerap kali melanda beberapa wilayah di Kota Bandung saat musim hujan tiba diprediksi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat akan kembali terjadi. Hal tersebut berlaku selama belum ada penanganan yang optimal untuk mengatasi banjir.
Direktur Ekskutif Walhi Jabar Meiki W. Paendong menilai keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang minim juga turut memicu terjadinya banjir. Menurutnya, berdasarkan Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTH kota minimal 30 persen dari luas wilayah.
Sementara di Kota Bandung, RTH hanya tersedia sebanyak 12 persen. Bahkan menurutnya, keberadaan RTH ini semakin berkurang karena terjadi pembangunan sarana komersil.
“Hampir bisa dipastikan (banjir) akan terulang terus-menerus karena konsekuensi pemerintah mementingkan dulu ekonomi. Dengan misalnya memberikan perizinan pembangunan sarana komersil seperti mal, hotel,” ujarnya saat dihubungi Madania belum lama ini.
Tak hanya itu, menurut Meiki, banjir yang belum lama ini menimpa Kota Bandung juga tak terlepas dari kondisi lingkungan yang menyebabkan sungai tidak siap menerima limpasan air dengan intensitas tinggi dalam waktu singkat. Dia mengatakan, beban sungai bertambah akibat terjadi penyempitan serta banyaknya alih fungsi lahan terutama di kawasan hulu.
“Di hulu kalau berbicara kemarin lihat pengalaman intensitas hujan terjadi di Bandung Utara sudah banyak kawasan terbangun. Akhirnya, air lariannya itu banyak mengalir ke sungai. Jadi beban sungainya bertambah, airnya meluap,” bebernya.
Meiki menuturkan, tak hanya di kawasan hulu, kawasan kota saat ini juga sudah mengalami penurunan daya serap air hujan.
“Sama dengan halnya yang ada di kota. Sudah banyak kawasan terbangun, tidak ada lagi kemampuan kota yang meresap air hujan. Semua airnya lari ke sungai, ke drainase. Selain infrastruktur drainasenya juga di kita (Kota Bandung) masih tidak cukup memadai,” tuturnya.
Keadaan drainase yang tidak berfungsi dinilai Meiki mampu menyebabkan air tersebut tidak lari kemana-mana dan menciptakan genangan air. (ats)
Discussion about this post