Madania.co.id, Iran- Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif menyerukan persatuan umat Islam dalam menghadapi kampanye Islamofobia yang berkembang di Barat, ia mengatakan kecenderungan prasangka buruk terhadap Islam menimbulkan “tantangan yang menakutkan” bagi Umat Islam.
Zarif membuat pernyataan pada Rabu (17/03) dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk menandai peringatan “Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia”.
“Sangat penting bagi Umat Islam untuk bersatu melawan upaya Islamofobia, termasuk langkah-langkah seperti larangan perjalanan Muslim, melarang simbol-simbol Muslim dan penggunaan yang menjijikkan dari istilah-istilah bodoh seperti ‘terorisme Islam,’” kata Zarif.
“Sementara itu, kita harus membasmi terorisme dan ekstremisme di dunia Islam. Kita perlu mengambil sikap yang bersatu dan tegas terhadap mereka yang mengekspor ideologi Takfiri yang penuh kebencian,” tambahnya.
Dilansir Iqna (18/03/21), Zarif memuji tekad negara-negara Islam untuk mengatasi Islamofobia sebagai salah satu tantangan utama yang dihadapi umat Islam.
Dia menyoroti tujuan OKI dalam melindungi citra Islam yang sebenarnya, mempromosikan nilai-nilai hidup berdampingan secara damai serta mendorong dialog antaragama dan antar budaya.
Hal itu dijadikan sebagai mekanisme yang efektif dan berharga untuk memerangi semua bentuk rasisme, diskriminasi, xenofobia, Islamofobia, ekstremisme, dan hasutan kebencian atas nama agama.
Zarif mengkritik tren yang berkembang dalam intoleransi dan prasangka buruk terhadap Muslim di seluruh dunia, khususnya Barat, yang menurutnya telah menjadi pusat media anti-Muslim.
“Ini adalah kewajiban komunitas internasional untuk mengambil langkah-langkah yang lebih konkret untuk meningkatkan kesadaran di tingkat global tentang perlunya melawan Islamofobia, fanatisme, dan kejahatan rasial anti-Muslim,” kata kepala diplomat Iran itu.
“Dalam hubungan ini, Republik Islam Iran menyatakan dukungan yang kuat untuk inisiatif OKI dalam menangani Islamofobia, khususnya penetapan tanggal 15 Maret sebagai Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia oleh Majelis Umum PBB,” tambahnya.
Meningkatnya Islamofobia di Negara Barat
Dalam beberapa tahun terakhir, Islamofobia telah meningkat di negara-negara Barat. Masalah tersebut bahkan nampak jelas dengan sendirinya melalui tutur kata dan tindakan para pemimpin Barat, termasuk mantan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan larangan perjalanan terhadap umat Islam yang memasuki AS.
Trump menuai kontroversi setelah mengatakan bahwa Islam membenci Amerika, ada sesuatu yang terjadi dengan Islam dan Muslim, dan menurutnya Islam tidak sesuai dengan Barat.
Bulan lalu, majelis rendah parlemen Prancis menyetujui RUU kontroversial yang menargetkan kebebasan beragama dan menstigmatisasi Muslim, memperketat aturan tentang pendanaan masjid, asosiasi, dan organisasi non-pemerintah milik Muslim.
Beberapa bulan sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron meluncurkan rencana untuk membela nilai-nilai sekuler Prancis terhadap apa yang dia sebut sebagai “radikalisme Islam” dan mengklaim bahwa agama tersebut “dalam krisis” di seluruh dunia.
Dia mengatakan “tidak ada konsesi” yang akan dibuat dalam upaya baru untuk menghapus agama dari pendidikan dan sektor publik di negara tersebut.
Namun komentar Macron telah memicu gelombang kecaman dari jutaan umat Muslim dan aktivis di seluruh dunia. (dzk)
Discussion about this post