Oleh : Iwan Setiawan
Bandung, madania.co.id – Dalam keseharian, iri atau hasad kerap dipandang sebagai penyakit hati yang merusak persaudaraan. Namun, Islam mengajarkan bahwa tidak semua iri tercela.
Ada iri yang justru diberkahi, menjadi pemantik iman, dan melahirkan amal kebajikan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak boleh ada hasad kecuali pada dua hal: seorang yang Allah beri harta, lalu ia habiskan di jalan yang benar. Dan seorang yang Allah beri hikmah (ilmu), lalu ia memutuskan perkara dengannya dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari-Muslim).
Iri yang demikian dikenal sebagai ghibṭoh — bukan ingin nikmat itu lenyap dari orang lain, melainkan terdorong untuk meniru kebaikan, berlomba dalam amal, dan berjalan pada jejak yang sama.
Maka, orang beriman diajak untuk iri kepada mereka yang hartanya mengalir laksana sungai, namun manfaatnya sampai kepada anak yatim, kaum dhuafa, dan menjadi penopang dakwah. Juga iri kepada mereka yang ilmunya bagaikan pelita, menerangi kebodohan, membimbing umat, serta mengajarkan kebenaran dengan kesabaran.
Inilah iri yang menambah semangat ibadah, menghidupkan doa, dan mengundang rahmat Allah SWT.
“Ya Allah, jadikan kami termasuk orang-orang yang para malaikat iri padanya karena kebaikan, Engkau beri taufik untuk menafkahkan harta di jalan-Mu, dan mengajarkan ilmu yang Engkau ridhai. Aamiin.”***











Discussion about this post