Bandung.madania.co.id – Minggu pertama Juni 2025, kabar listrik gratis kembali menyebar ke pedalaman Jawa Barat. Dari Cipongkor di Bandung Barat sampai pelosok Sumedang, sambungan listrik mulai menerangi rumah-rumah papan milik warga prasejahtera.
Program ini bukan hal baru, tapi komitmennya kini makin kuat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat ingin semua warga, tanpa kecuali, menikmati akses listrik sebelum tahun 2026.
Melalui program Jabar Caang 2025, Pemprov Jabar menggandeng PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat untuk menggarap ambisi besar untuk melistriki hingga ke titik terakhir desa yang belum terjangkau. Target mereka terbilang ambisius: 121.871 calon penerima tersebar di 1.425 desa bakal disambungkan ke jaringan listrik nasional.
Program ini bukan kerja kosong. Data yang dikemukakan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, menunjukkan bahwa hingga triwulan kedua 2025, ribuan sambungan telah dinyalakan menggunakan dana APBN. Tahun ini, lanjut Bambang, program akan berlanjut lewat pendanaan APBD untuk 3.403 sambungan di 55 desa/kelurahan yang tersebar di 18 kabupaten/kota.
Belum cukup, pemerintah juga menyiapkan skema berbasis Corporate Social Responsibility (CSR) dengan target tambahan 1.500 sambungan listrik gratis.
“Semua ini demi mewujudkan komitmen Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahwa pada 2026, seluruh warga Jabar harus terlistriki,” kata Bambang dalam keterangan resminya. Minggu (1/6/2025)
PLN UID Jawa Barat menjadi eksekutor utama di lapangan. Sejak program Jabar Caang diluncurkan pada 2018, mereka telah terlibat aktif dalam berbagai inisiatif seperti Listrik Desa, BPBL (Bantuan Pasang Baru Listrik) untuk warga kurang mampu, dan program CSR PLN Peduli.
Bahkan, pegawai PLN ikut turun tangan lewat gerakan sukarela Light Up The Dream, yang dananya berasal dari kantong pribadi karyawan.
General Manager PLN UID Jawa Barat, Tonny Bellamy, menyebut bahwa tahun 2024 saja, ada 2.098 sambungan baru dari hasil donasi pegawai. Hingga Maret 2025, angka itu bertambah lagi lebih dari 800 sambungan, dan jumlahnya dipastikan terus bertambah.
Namun di balik statistik itu, Tonny menggarisbawahi bahwa pekerjaan ini bukan sekadar memasang kabel atau menyalakan lampu. “Ini adalah bagian dari keadilan energi. Kami ingin seluruh lapisan masyarakat, terutama yang selama ini tertinggal, memperoleh hak atas listrik sebagai kebutuhan dasar,” ujar Tonny.
Menurutnya, listrik bukan hanya soal penerangan, tetapi juga membuka akses pendidikan, memperkuat ekonomi UMKM, dan pada akhirnya, meningkatkan kualitas hidup.
Jika target Jabar Caang tercapai, Jawa Barat tak hanya akan mencatat rasio elektrifikasi nyaris sempurna, tapi juga menjelma sebagai contoh sukses dalam pemerataan infrastruktur energi nasional.***











Discussion about this post