Madania.co.id, Bandung – Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, H. Eep Jamaludin Sukmana, menyebutkan, tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia mencapai sebesar 4 persen.
Menurut dia, peersentase ini, jauh di bawah jumlah penduduk miskin Indonesia yang pada tahun ini mencapai 10,14 oersen.
Meski demikian, lanjut dia, masalah penanganan kemiskinan ekstrem merupakan agenda yang sangat penting dan sangat mendesak untuk segera dilaksanakan secara masif, terencana, dan terstruktur oleh pemerintah serta harus melibatkan semua pihak secara komprehensif, mulai dari perencanaan dan penganggaran yang maksimal.
“Terutama identifikasi dan validasi yang maksimum, agar semua bantuan betul-betul tepat sasaran, efektif dan efisien,” katanya di gedung DPRD, Senin (8/11) siang.
Masih menurut dia, anggaran pemerintah dari semua tingkatan, melalui APBN, APBD Propinsi, dan APBD Kabupaten/kota harus dialokasikan untuk program penanggulangan kemisikinan ekstrem, khususnya di Kabupaten Bandung yang merupakan salah satu dari 5 kabupaten di Jawa Barat dengan tingkat kemiskinan ekstremnya tertinggi.
Persentase kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bandung, ia sebut mencaoai 2,46 persen atau 93.480 jiwa.
“Kenyataan itu harus betul-betul menjadi agenda yang masuk skala proritas tertinggi untuk diatasi oleh pemerintah dan tentunya segenap lapisan masyarakat Kabupaten Bandung” ujarnya.
Eep meminta masyarakat miskin jangan selalu mengandalkan terus diberi, melsinksn harus bisa bangkit dari keterpurukannya itu, baik dengan mengikuti program pelatihan kerja, maupun hal lainnya yang dapat menjadikannya mempunyai penghasilan.
“Selama kita mau berusaha pastinya akan ada jalan untuk hal itu. Meski harus ada perjuangan terlebih dahulu. Tapi kalau dibarengi niat untuk berubah dan mau betusaha, Insyaalloh apa yang diperjuangkannya itu bisa berhasil,” ujar dia.
Ia menjelaskan, kemiskinan ekstrem adalah tingkat kemiskinan yang sangat menghawatirkan karena masuk pada tingkatan di bawah kemiskinan standar pada tahun 2021 ini.(p)
Discussion about this post