Madania.co.id, Jerman- Lebih dari 900 serangan terhadap Muslim dan organisasi Islam dilaporkan di seluruh negara Jerman pada tahun 2020, menurut laporan surat kabar Neuer Osnabrücker Zeitung pada Senin (08/02).
Menurut surat kabar harian Jerman tersebut, setidaknya 901 serangan Islamofobia tercatat di Jerman pada 2020, naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya di mana kemendagri mencatat 884 kasus yang dianggap Islamofobia.
Dilansir Shafaqna (09/02/21), meskipun covid-19 membatasi ruang publik, jumlah pelanggaran kriminal, termasuk merusak ruang dengan simbol Nazi, menulis ancaman, dan merobek jilbab wanita, telah terjadi dan bahkan meningkat lagi.
Pakar interior Partai Kiri Jerman (Die Linke), Ulla Jelpke menggambarkan ke surat kabar bahwa serangan tersebut sebagai “puncak gunung es”.
Jerman telah mengalami peningkatan rasisme dan kebencian anti-Muslim dalam beberapa tahun terakhir, yang dipicu oleh propaganda kelompok neo-Nazi dan partai oposisi sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).
Jerman adalah rumah bagi 81 juta orang yang menampung populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Hampir 4.7 juta Muslim berada di negara itu, dan setidaknya 3 juta orang adalah keturunan Turki.
Jelpke mengatakan para korban seringkali tidak mengajukan pengaduan karena takut atau malu, menurutnya, diskriminasi perlu diperangi secara efektif, dikutip Daily Sabah.
Laporan tersebut menunjukkan sebagian besar penyerangnya adalah sayap kanan.
Tercatat 48 orang mengalami luka fisik dalam serangan tahun 2020, meningkat dari tahun sebelumnya. Bahkan dua orang kehilangan nyawa dalam serangan Islamafobia di negara itu.
Sebuah penyelidikan dari Partai Kiri Jerman tahun lalu menunjukkan bahwa setiap hari sepanjang tahun 2019, sebuah masjid, lembaga Muslim, atau perwakilan agama di Jerman menjadi sasaran serangan Islamofobia.
Menghadapi Ekstremisme Sayap Kanan
Menghadapi ekstremisme sayap kanan yang berkembang, Jerman telah diguncang oleh lebih dari 100 ancaman bom dan kematian yang dikirim ke pengacara, politisi dan institusi pada 2019, yang diduga oleh kelompok neo-Nazi Jerman, media lokal melaporkan.
Komunitas Turki di Eropa prihatin dengan meningkatnya tren Islamofobia dan Turkofobia di negara-negara Barat, mereka telah meminta kepada negara-negara Eropa untuk meningkatkan tindakan terhadap kejahatan rasial.
Kemal Ergün, kepala Visi Nasional Komunitas Islam (IGMG) yang berbasis di Cologne menyatakan bulan lalu bahwa antara 2014-2020 telah terjadi lebih dari 700 serangan masjid di Jerman, menekankan pentingnya terhadap penyerang untuk segera ditangkap.
Ergün menyoroti peran serangan teroris di Eropa dalam meningkatkan rasisme yang ditujukan pada Muslim di benua itu.
Durmuş Yıldırım, kepala Uni Islam Turki Eropa (ATIB) di sisi lain menunjukkan bahwa meskipun pekerja Turki bermigrasi ke Eropa 60 tahun yang lalu, para rasis di Barat telah mendapatkan kekuatan lebih.
Pejabat Turki, termasuk Presiden Recep Tayyip Erdoğan sering mendesak para pembuat keputusan dan politisi Eropa untuk mengambil sikap melawan rasisme dan jenis diskriminasi lain yang telah mengancam kehidupan jutaan orang yang tinggal di dalam perbatasan blok tersebut. (dzk)
Discussion about this post