Tasikmalaya, madania.co.id – Di Desa Cigedug, Garut, aroma tanah basah bercampur bau asap tungku pagi menyambut kedatangan rombongan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung.
Bukan kereta yang tiba kali ini, melainkan secercah harapan dalam bentuk bantuan Bina Lingkungan senilai Rp550 juta. Harapan itu menyusup ke ladang-ladang, ke lumbung padi, hingga ke ruang kelas sederhana yang catnya mulai mengelupas.
Bantuan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) KAI yang menyasar warga di Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran.
Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menegaskan komitmen perusahaan untuk hadir bukan hanya sebagai penyedia jasa transportasi, tetapi juga mitra sosial yang ikut membangun kesejahteraan warga.
“Kami berharap bantuan ini memberikan manfaat nyata dan mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat. TJSL KAI tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur, tapi juga pada pemberdayaan agar masyarakat mandiri,” ujarnya, Rabu, 13 Agustus 2025.
Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis di Stasiun Tasikmalaya. Penerima manfaat mencakup Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Kahuripan Balarea di Desa Cigedug, KUBE Laliluland di Desa Sari Bakti, KUBE Sauyunan Jamur Nagrak di Desa Mangkurayat, KUBE Kerjasama di Desa Sukahurip, Kelompok Tani Taruna Tani Mekar Bayu di Desa Ciganjeng, serta Kelompok Tani Sinar Raja di Desa Andapraja.
Tak hanya sektor usaha, bantuan juga mengalir ke pendidikan berupa pembangunan sarana belajar di YPI Al-Fattah Tunggilis dan Yayasan Masaalikul Ihtida di Kampung Cicangkudu.
Bagi KAI, membangun jalur rel berarti juga membangun relasi sosial. Bantuan ini diharapkan menjadi pengikat harmonis antara perusahaan dan masyarakat, agar keberadaan kereta api tak hanya terdengar lewat deru roda baja, tetapi juga dirasakan dalam denyut kehidupan sehari-hari warga.
“Bantuan ini akan optimal jika dijaga dan dimanfaatkan bersama, agar dampaknya berkelanjutan,” kata Kuswardojo.
Di desa-desa itu, yang dulu hanya dilewati suara lokomotif, kini ada alasan baru untuk menunggu: bukan sekadar kereta lewat, tapi juga kabar baik yang singgah.
Discussion about this post