MADANIACOID.– Gubernur Jabar, Ridwan Kamil mengatakan di komplek mesjid Al Jabbar, Gedebage akan dibangun Pusat Kebudayaan Palestina yang akan bersanding dengan Taman 25 Nabi SAW, Taman Haji dan Museum.
“Alhamdulillah, progers report pembangunan mesjid terapung yang merupakan maha karya saya selama hidup ini cukup pesat” ujar Kang Emil sapaan akrab Ridwan Kamil saat menerima pengurus Aman Palestin Malaysia – Indonesia yang dipimpin ustadz Awang Sufyan dan Miftahudin Kamil di Pakuan Bandung, Kamis, (4/8/2022).
Dalam dialog yang dipandu Barnas Zanidi (Kesra Pemprov Jabar) itu, hadir pula Sodik Mudjahid (anggota DPR RI) dan Achmad Setiyaji (Pembina Aman Palestin Indonesia).
Kang Emil mengemukakan, pembangunan museum Palestina dan Haji direncanakan menempati lokasi lantai bawah mesjid Al Jabbar yang kini hampir rampung.
Adapun Taman Haji akan bersanding dengan Taman 25 Nabi Saw. Mahakarya peradaban Islam yang juga bernuansa Sunda ini kelak diharapkan menjadi destinasi wisata terbesar di Jabar.
“Saya harapkan, Aman Palestin Indonesia-Malaysia dalam tempo dua pekan bisa merampungkan konsepnya,” katanya.
Dalam konteks ini, ustadz Awang Sufyan berharap kang Emil berkenan menindaklanjuti amal sholehnya mendesain gedung pusat kebudayaan Palestina dan Haji.
” Setelah selesai mendesain dan meresmikan mesjid Syekh Ajlin di Gaza, kami berharap kang Emil bisa memulai desain gedung pusat kebudayaan Palestina dan Haji. Kami atas nama warga Gaza juga haturkan ucapan terima kasih kepada kang Emil atas bantuannya membangun mesjid Syekh Ajlin di Gaza,” tutur ustadz Awang.
Berkaitan dengan ikhtiar penggalangan dana bagi tuntasnya pembangunan mesjid Syekh Ajlin, ustadz Miftahudin mengatakan, pembangunan mesjid yang didesain oleh kang Emil itu sempat tertunda sekitar tiga bulan sehubungan desainnya yang mirip bambu runcing dianggap pihak aparat Israel seolah tempat peluncuran roket.
“Alhamdulillah, kini bisa dituntaskan pembangunannya. Semoga pada akhir Oktober ini, kang Emil bisa meresmikan mesjid Syekh Ajlin di Gaza,” ujarnya.
Ustadz Miftahudin juga melaporkan tentang pelaksanaan penyembelihan hewan kurban titipan keluarga Kang Emil di Gaza dan beberapa lokasi pengungsian warga Palestina di Libanon dan lainnya.
“Kurban atas nama almarhum ASY syahid Erik sudah kami realisasikan dengan baik,” ujar Miftahudin.
Sudut Indonesia
Sementara itu, anggota DPR RI, Sodik Mudjahid mengemukakan, pihaknya menyambut baik inisiatif dan kreatifitas Aman Palestin Indonesia membangun mesjid Syekh Ajlin di Gaza.
“Kami juga usulkan hendaknya di kompleks mesjid Syekh Ajlin ada ruangan Sudut Indonesia yang isinya informasi persahabatan Indonesia dan Palestina, termasuk ada info tentang Bandung sebagai tempat penyelenggara Konfrensi Asia Afrika tahun 1955,” kata Sodik Mudjahid, yang juga mensupport ide pembangunan Taman dan Museum Haji dari HM Rizal Fadillah, salah seorang penasehat Aman Palestin Indonesia.
Sodik Mudjahid mengapresiasi mahakarya kang Emil berupa kompleks mesjid Al Jabbar di Gedebage Kota Bandung.
“Ini amal sholeh yang luar biasa dari seorang tokoh arsitek yang dikenal juga di luar negeri. Bahkan saya apresiasi keinginan kang Emil menjadi ketua DKM Al Jabbar dengan tujuan agar bisa mengayomi semua mazhab yang ada di Jabar,” kata Sodik.
yang juga menjadi Anggota Dewan Penasehat Aman Palestin Indonesia.
Dalam kesempatan terpisah, penggagas Museum dan Taman Haji, HM Rizal Fadillah menyambut baik dan berterima kasih atas kepekaan dan kepedulian kang Emil atas aspirasi warga Jabar.
“Semoga kami bisa cepat menyiapkan konsepnya dan merealisasikan pengisian ruang museum di lantai satu mesjid Al Jabbar yang sudah disediakan kang Emil,” kata Rizal Fadillah dalam pertemuannya dengan ustadz Awang Sufyan.
Berkaitan dengan rencana pembangunan gedung pusat kebudayaan Palestina dan Taman serta Museum Haji ini, KH Miftah Faridl selaku Ketua Dewan Penasehat Aman Palestin Indonesia menyambut baik.
“Alhamdulillah, ini mahakarya kang Emil, setelah sebelumnya membantu desain dan bahkan ikut udunan serta cari dana untuk membangun mesjid Syekh Ajlin di Gaza” ujar KH Miftah Faridl.
Tentu hal ini menjadi catatan tersendiri dan kenangan indah bagi masyarakat luas di Jabar maupun Indonesia,” pungkas KH Miftah Faridl.(***)
Discussion about this post