MADANIACOID – Bagaimana karma dalam Islam? Al-Qur’an menjelaskan bahwa, setiap orang akan menanggung dosanya sendiri.
“Katakanlah (Muhammad), “Apakah (patut) aku mencari tuhan selain Allah, padahal Dialah Tuhan bagi segala sesuatu. Setiap perbuatan dosa seseorang, dirinya sendiri yang bertanggung jawab. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain….,” (Q.S. Al-An’am: 6/164).
Habib Ja’far dalam channel YouTube-nya Jeda Nulis, mengatakan bahwa ketika para mufasir membahas tentang ayat ini, bahwa dalam Islam itu tidak ada hukum karma dalam Islam, yang berarti seseorang menanggung akibat dari dosa yang dilakukan oleh orang lain.
Dalam Islam, setiap orang akan menganggu dosa yang diperbuatnya sendiri.
Tidak bisa bila dosa yang diperbuat oleh kita, akan ditanggung oleh orang lain. Walaupun kita mengikuti kesalahan orang lain tersebut, tetap saja kita akan mendapatkan dosa karena kesalahan kita sendiri.
Bukan berarti karena kita diajak berbuat salah oleh orang lain tersebut, maka dosa kita akan ditanggung. Orang tersebut akan mendapatkan dosanya karena sudah mengajak kita melakukan perbuatan dosa juga.
Jadi, orang tersebut akan mendapatkan dosa selain karena melakukan perbuatan dosa itu sendiri, tapi ditambah dengan mengajak orang lain juga.
Setiap manusia diberi akan dan hati untuk memilih sesuatu dan setiap pilihan akan dipertanggungjawabkan. Bila itu perbuatan dosa, maka akan kembali dosa itu kepadanya, bila itu kebaikan, maka kebaikan itu akan kembali kepadanya.
“Dalam Islam tidak ada hukum karma, tapi hukum karna, yaitu karna kamu melakukan kebaikan, maka kamu akan mendapatkan kebaikan, karna kamu melakukan keburukan, maka kamu akan mendaptkan keburukan itu sendiri, karna kamu melakukan kebaikan, maka kamu akan mendapatkan pahala, dan karna kamu melakukankeburukan, kamu akan mendapatkan dosa,´ujar Habib Ja’far.
Sehingga tidak pelu khawatir jika kita melakukan keburukan, akan menjadi karma untuk keturunan kita selanjutnya. Sebab tidak ada karma dalam islam.
Akan tetapi anak tersebut bisa saja akan terpancing oleh keburukan orang tuanya. Anak tersebut akan mendapat dosa bila mengikuti kesalahan itu, dan orang tuanya mendapakan dosa juga karena membuat anak tersebut menjadi terpancing untuk melakukan perbuatan dosa.
Discussion about this post