Madania.co.id, Bandung – Sejak covid-19 di Indonesia mewabah, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memerangi virus corona ini. Namun dalam kurun waktu satu tahun, grafik kasus covid-19 masih belum melandai. Bahkan pada Selasa (26/1) kasus covid-19 di Indonesia menembus angka 1 juta kasus. Mengapa kasus covid-19 di Indonesia terus mengalami kenaikan?
Ketua Harian Penanganan Covid-19 Jabar, Daud Ahmad dalam acara Ngopi di Parmusi yang disiarkan madania TV pada Rabu (27/1) menjelaskan bahwa covid-19 merupakan penyakit kerumunan. Covid-19 menularkan virus dari manusia ke manusia, oleh karena itu pemerintah selalu menggaungkan istilah 3M. Bahkan Daud mengatakan 3M telah bertambah menjadi 5M.
“Jaga diri dengan disiplin 3M, malah sekarang jadi 5M. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas, ini bisa mengurangi potensi penularan” ujar Daud.
Melihat situasi di Indonesia semakin longgar dan masyarakat kerap abai dengan protokol kesehatan membuat penularan semakin mudah. Sebab dengan mobilitas yang tinggi dan pergerakan yang bebas, potensi terjadinya kerumunan akan semakin tinggi. Hal ini akan membuat masyarakat merasa aman dan lupa dengan adanya covid-19.
“Masyarakat merasa aman padahal mungkin saja saat itu ia terkena, tapi karena imun tubuhnya bagus buat dia tidak bergejala, tetapi menularkan ke orang lain” ujarnya.
Daud juga mengungkapkan jika seseorang yang tidak memiliki penyakit penyerta, memiliki pola hidup yang bagus dan rajin berolahraga, maka imun tubuh akan bagus dan virus akan mati dengan sendirinya. Oleh karena itu ia menghimbau bagi siapapun yang merasa sehat tetap harus menerapkan protokol kesehatan demi mencegah terjadinya penularan.
Untuk mengetahui seseorang terinveksi covid-19 atau tidak adalah dengan melakukan tes PCR atau rapid test. Rapid test sendiri dibagi menjadi dua yaitu rapid test antibodi dan rapid test antigen.
Rapid test antibodi merupakan tes yang berfungsi untuk mengecek apakah antibodi di dalam tubuh bereaksi atau tidak, maka hasilnya akan reaktif atau nonreaktif. Sedangkan rapid antigen berfungsi untuk mengecek keberadaan gen virus di dalam tubuh, sehingga hasilnya positif atau negatif. Rapid test antigen hampir sama dengan test PCR namun PCR memiliki sensitifitas lebih tinggi.
Daud berharap masyarakat mengingat bahwa covid-19 masih ada dan belum selesai. Menerapkan 5M dalam kegiatan sehari-hari menjadi salah satu cara untuk mengurangi resiko penularan. Untuk itu masyarakat dihimbau untuk selalu menerapkan protokol kesehatan di manapun berada. (fan)
Discussion about this post