CLOSE ADS
CLOSE ADS
close
MADANIACOID
  • Berita
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Dunia Islam
  • Kajian
  • Gaya Hidup
  • Persib Bandung
  • Agenda
  • Radio Streaiming
Rabu, 19 November 2025
No Result
View All Result
  • Berita
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Dunia Islam
  • Kajian
  • Gaya Hidup
  • Persib Bandung
  • Agenda
  • Radio Streaiming
No Result
View All Result
MADANIACOID
No Result
View All Result

Keutamaan Berbakti Kepada Ibu dari Ķebaktian Kepada Ayah

Oleh: Karsidi Diningrat

Oleh Andri Herdiansyah
Kamis, 22 Desember 2022 - 00:50
di Kajian
Karma dalam Islam

MADANIA.CO.ID – Perlu diletahui, bahwa berbakti kepada ibu adalah lebih berlipat pahalanya dari kebaktian terhadap ayah. Begitulah maksud dari sebuah riwayat hadits. Mungkin, hal ini disebabkan karena sang ibu telah mengalami kesusahan dan kepayahan mengandung yang diikuti dengan sakitnya melahirkan anak, menyusui dan mengasuhnya hingga menjadi besar, dan seterusnya senantiasa memberikan sepenuh perhatian, kemesraan, belas kasih dan kasih sayang.

Tidak diragukan lagi bahwa Islam memberikan perhatian khusus kepada wanita karena wanita adalah separo dari masyarakat dan anggota penting yang sangat berpengaruh dalam kehidupan. Islam “menghadiahkan” wanita untuk pria sebagai istri yang akan menebarkan kasih sayang, sebagai tempat pria menemukan kedamaian dan ketenteraman, serta sebagai seorang ibu yang akan mendidik anak-anak, membentuk mereka sebagai pemimpin, membangun masa depan mereka, dan menyiapkan kehidupan yang layak dan terhormat bagi mereka.

Di setiap tahun orang sudah biasa melakukan perayaan yang disebut dengan “Hari Ibu” guna menghormati dan menghargai misi yang diemban oleh kaum ibu, maka sejak kemunculannya, Islam telah mengangkat tinggi-tinggi derajat kaum ibu, serta memuliakannya karena sifat keibuannya yang penuh dengan rasa kasih sayang dan perasaan yang sangat mulia. Islam menghargai misi kaum ibu yang abadi yang ditunaikan dengan sungguh-sungguh secara berkesinambungan tanpa mengenal rasa letih dan lelah, banyak menghabiskan waktunya tanpa mengenal kata istirahat, serta mengorbankan kesehatan dan perasaannya demi melaksanakan misi yang mulia tersebut. Karena itu, ketika ada seorang lelaki yang datang kepada Rasulullah Saw. lalu bertanya:

“Wahai Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku perlakukan secara baik?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa.?” Nabi Saw. menjawab, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?” Nabi Saw. tetap menjawab, “Ibumu.” Laki-laki itu bertanya kembali, “Kemudian siapa?” Nabi Saw. menjawab, “Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari & Muslim).

Demikian besarnya hak seorang ibu bagi anaknya, tidaklah heran bila dalam suatu hadits dikatakan bahwa “Surga berada di bawah telapak kaki para ibu.” Dan dalam hadits yang lain disebutkan bahwa “Apabila kedua orang tuamu secara bersamaan memanggilmu, maka penuhilah panggilan ibumu” sebagai prioritas, seperti apa yang telah dianjurkan oleh Nabi Saw. Demikian itu karena hak ibu terhadap anaknya jauh lebih besar dari pada hak ayah terhadapnya.

Dalam rangka memuliakan ibu dan mengangkat kedudukannya, Islam memerintahkan semua orang supaya taat kepada ibunya, berbuat baik kepadanya, menghormatinya, serta memberikan segala sesuatu yang bagus, baik, dan patut kepadanya, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda, “Orang yang paling besar haknya untuk dimuliakan bagi wanita adalah suaminya, dan orang yang paling besar haknya untuk dimuliakan bagi lelaki adalah ibunya.” (HR. Hakim melalui Siti Aisyah r.a.). Orang yang paling berhak untuk dimuliakan oleh seorang wanita adalah suaminya, sedangkan orang yang paling berhak untuk dimuliakan bagi seorang lelaki adalah ibunya. Hadits ini menjelaskan bahwa seorang wanita harus berbakti kepada suaminya, dan seorang lelaki harus berbakti kepada ibunya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman, 31: 14-15).

Ibu adalah seorang manusia yang mulia. Hal yang paling mulia pada diri ibu adalah rasa kemanusiaannya yang tinggi. Sunatullah telah menentukan bahwa kemuliaan ibu itu dihubungkan dengan perhatiannya terhadap amanah yang dipercayakan kepadanya dan kebahagiaannya bergantung pada pelaksanaan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya, baik sebagai istri ataupun sebagai kepala rumah tangga.

Sebagai seorang ibu, dia harus menjadikan anak laki-laki sebagai pria sejati. Membiasakannya dengan perbuatan dan sifat-sifat yang mulia, menanamkan dalam jiwanya sifat sabar, tekun, serta cinta kepada agama dan tanah air. Sedangkan dalam diri anak perempuannya, seorang ibu juga harus mampu menanamkan kepadanya sifat kewanitaan yang lemah-lembut, akhlak yang mulia, kepribadian yang bersih, dan mempunyai rasa malu. Dengan begitulah, mentaati ibu baru dapat disebut sebagai bagian dari mentaati Allah dan di bawah kedua telapak kakinya terdapat surga.

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan dan diasuh dengan baik maka mereka akan menyebabkannya masuk surga.” (HR. Al-Bukhari). Dan dalam hadits yang lain disebutkan, “Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan wajib baginya masuk surga.” (HR. Aththahawi).

Sebagai seorang istri, dia menjadi sumber semangat bagi kehidupan rumah tangga dan kebahagiaan suami-istri. Karena itulah istri dianggap perhiasan yang amat berharga yang dimiliki oleh seorang (suami) dalam kehidupannya, sebagaimana Rasulullah Saw. bersabda, “Tidak ada yang dapat diambil manfaatnya oleh seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah yang lebih baik baginya daripada istri yang saleh. Sebab istri yang saleh jika diperintah selalu patuh, jika dipandang menyenangkan, jika diberi sesuatu dia menerimanya dengan baik, dan jika ditinggal, dia akan menjaga dirinya dan pada harta suaminya.” (HR. Ibnu Majah).

Tidak ada pekerjaan ibu yang lebih tinggi nilainya dan lebih mulia tujuannya dibandingkan dengan misi besar yang telah dipersiapkan Allah untuknya dan yang Dia gariskan untuk melaksanakan. Akan tetapi sayang, kita temukan ada anak-anak yang lari dari tanggungjawabnya, melantarkan ibunya, dan tidak memberikan perhatian yang semestinya bagi ibunya. Banyak kita perhatikan anak-anak yang keluar rumah dan meninggalkan kepatuhannya, lalu beralih ke “kancah pergaulan” yang mengakibatkan salah jalan. Dan ada anak-anak yang membangkang dan durhaka kepada orang tuanya, baik dengan sikap, perkataan dan perbuatan.

Allah subhanahu wa ta’ala telah berfirman, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” (QS. Al-Isra’, 17: 23-24).

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Muliakanlah orang-orang tua kalian sebagaimana kalian memuliakan anak-anak kalian, dan peliharalah kehormatan wanita-wanita lain sebagaimana kalian memelihara kehormatan wanita-wankta kalian sendiri. Barangsiapa dimintai maaf lalu ia tidak mau menerimanya, niscaya ia tidak akan dapat mencoba telaga (ku).” (HR. Hakim melalui Jabir r.a.).

Makna hadits ini, sayangilah kedua orang tuamu sebagaimana kalian menyayangi anak-anak kalian. Dan peliharalah diri kalian dari wanita-wanita lain sebagaimana kalian memelihara wanita-wanita kalian sendiri. Dan barangsiapa dimintai maaf oleh saudaranya lalu ia tidak mau memberi maaf, maka kelak ia tidak boleh minum dari air telaga milik Nabi Saw., yang airnya lebih putih dari air susu dan rasanya lebih manis dari madu, barang siapa yang meminum sekali minum darinya, niscaya dia tidak akan kehausan untuk selama-lamanya.

Dalam hadits lain Rasulullah Saw. bersabda, “Taat kepada orang tua berarti taat kepada Allah, dan durhaka kepada orang tua berarti durhaka kepada Allah”. (HR. Imam Thabrani). Dan dalam hadits yang lain dikatakan, “Barang siapa membuat suka kedua orang tuanya, berarti ia telah membuat Allah rela (kepadanya), dan barang siapa membuat kedua orang tuanya murka, berarti ia telah membuat Allah murka kepadanya.” (HR. Bukhari memalui Anas, r.a.). Dan hadits yang lainnya dikatakan, “Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan kedua orang tua dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua.” (HR. Al-Hakim).

Dapat disimpulkan dari tiga hadits ini bahwa rida Allah berkaitan dengan rida kedua orang tua, dan murka Allah berkaitan dengan murka kedua rang tua. Dikatakan demikian karena barang siapa yang berbakti kepada kedua orang tuanya hingga keduanya merasa puas (rida) kepadanya, berarti ia benar-benar menjalankan perintah Allah Swt. yang menganjurkannya agar berbakti dan berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan barang siapa yang durhaka kepada kedua orang tuanya, berarti ia durhaka kepada Allah Swt. karena tidak menuruti perintah-Nya. Hal ini selama kedua orang tua tidak memerintahkan kepada kedurhakaan. Akan tetapi, apabila kedua orang tua memerintahkan kepada kedurhakaan atau kemaksiatan, maka tidak ada ketaatan terhadap siapa pun bila diperintahkan untuk maksiat kepada Allah Swt.

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa di pagi hari taat kepada Allah melalui berlaku taat terhadap kedua orang tuanya, niscaya baginya ada dua pintu surga yang terbuka, apabila orang tuanya tinggal seorang maka pintu surga yang terbuka hanya satu.” (HR. Ibnu Asakir melalui Ibnu Abbas r.a.). Orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya yang masih hidup, kelak di hari kemudian ada dua pintu surga yang memanggilnya untuk masuk ke dalamnya. Jika yang masih hidup itu hanya salah seorangnya saja, maka pintu surga yang memanggilnya satu pula.

Sabdanya lagi, “Tiada seseorang pun memandang kepada wajah kedua orang tuanya dengan pandangan yang penuh dengan kasih sayang kecuali Allah menuliskan untuknya pahala haji yang diterima lagi mabrur.” (HR. Rafi’i). Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang penuh dengan rasa kasih sayang, maka Allah mencatatkan baginya pahala, seperti pahala haji mabrur. Maka tersirat dalam makna hadits ini bahwa berbakti dan menghormati kedua orang tua hukumnya wajib sama dengan ibadah haji.

Rasulullah Saw. bersabda, “Semua perbuatan dosa (balasannya) ditangguhkan oleh Allah Swt. sesuai dengan kehendak-Nya hingga hari kiamat, kecuali dosa menyakiti kedua orang tua, karena sesungguhnya azab perbuatan tersebut disegerakan atas pelakunya sewaktu ia masih hidup, sebelum mati.” (HR. Thabrani). Di antara dosa-dosa yang disegerakan siksaannya di dunia ini disamping azab yang pedih di hari kemudian ialah dosa menyakiti kedua orang tua atau salah seorang dari keduanya. Dapat disimpulkan dari hadits ini bahwa dosa menyakiti orang tua termasuk dosa besar, karena itu hukumnya pun berat; sebagian disegerakan di dunia dan di hari kemudian dihukum sepenuhnya.

Sabdanya lagi, “Janganlah kalian membenci orang-orang tua kalian, barang siapa benci kepada kedua orang tuanya, maka sesungguhnya ia telah kafir (ingkar).” (HR. Bukhari). Barang siapa yang tidak suka atau benci kepada kedua orang tuanya, berarti ia telah ingkar terhadap nikmat Allah Swt. yang paling agung yaitu nikmat wujud. Dikatakan demikian karena kebenarannya di dunia ini berkat kedua orang tuanya, maka secara tidak langsung berarti ia tidak mensyukuri nikmat Allah. Dan hal ini termasuk dosa yang sangat besar.

Bagi seorang muslim, wanita adalah ibu, saudara perempuan, istri, atau anak perempuan. Jika keempat status ini dihimpun oleh seorang wanita, maka manusia manakah yang lebih mulia daripadanya? Wallahu A’lam bish-shawwab.***

Editor: Andri Herdiansyah
Previous Post

Sensasi Motorsport, Auto2000 Bikin Fasilitas GR Zone Pertama di Bandung

Next Post

SBM ITB dan PT Indonesia Power Tanam Pohon Produktif dan Tebar Bibit Ikan

Next Post
SBM ITB dan PT Indonesia Power Tanam Pohon Produktif dan Tebar Bibit Ikan

SBM ITB dan PT Indonesia Power Tanam Pohon Produktif dan Tebar Bibit Ikan

Discussion about this post

Indeks Berita

November 2025
S S R K J S M
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
« Okt    
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bocoran 500 Istilah Tugas MOS – MPLS Terlengkap 2022

Ini Dia Bocoran 500 Istilah Tugas MOS MPLS Terlengkap

Selasa, 12 Juli 2022 - 18:41
Mantaps!, inilah 7 Aneka Makanan yang dibuat dari Umbi-umbian

Mantaps!, inilah 7 Aneka Makanan yang dibuat dari Umbi-umbian

Senin, 13 Februari 2023 - 15:30
mitos dan fakta eureup eureup

Mitos dan Fakta tentang Eureup-Eureup Saat Tidur

Sabtu, 4 Juli 2020 - 13:06
cara transkrip tanpa ngetik

Cara Transkrip Wawancara Tanpa Harus Ngetik

Selasa, 7 Juli 2020 - 17:53
Libur Nataru 2025, KAI Bandung Sediakan 230 Ribu Tempat Duduk Penumpang

Libur Nataru 2025, KAI Bandung Sediakan 230 Ribu Tempat Duduk Penumpang

Sejarah Pendirian Parmusi, Persaudaraan Muslimin Indonesia

Iuran BPJS Kesehatan Naik Mulai Hari Ini, Kelas I Jadi Rp150 Ribu

mitos dan fakta eureup eureup

Mitos dan Fakta tentang Eureup-Eureup Saat Tidur

Libur Nataru 2025, KAI Bandung Sediakan 230 Ribu Tempat Duduk Penumpang

Libur Nataru 2025, KAI Bandung Sediakan 230 Ribu Tempat Duduk Penumpang

Rabu, 19 November 2025 - 06:33
Laporan Terbaik di Rakernas Lazismu 2026 di Banjarmasin

Laporan Terbaik di Rakernas Lazismu 2026 di Banjarmasin

Jumat, 14 November 2025 - 10:04
Semarak Hari Pahlawan di Sumbar, KAI Divre II Sumbar Bagikan Souvenir untuk Pelanggan

Semarak Hari Pahlawan di Sumbar, KAI Divre II Sumbar Bagikan Souvenir untuk Pelanggan

Selasa, 11 November 2025 - 06:11
Dorong Integritas, Indofarma Teken Komitmen Antikorupsi di KPK

Dorong Integritas, Indofarma Teken Komitmen Antikorupsi di KPK

Sabtu, 8 November 2025 - 18:58
  • Indeks Berita
  • Pedoman Pemberitaan
  • Redaksi
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
  • Berita
  • Jawa Barat
  • Nasional
  • Dunia Islam
  • Kajian
  • Gaya Hidup
  • Persib Bandung
  • Agenda
  • Radio Streaiming

© 2022 MADANIACOID

slot gacor
ssh account
slot online
slot gacor hari ini

Sponsor atau Partner

  • Slot Thailand
  • Slot Server Thailand
  • Slot Gacor Maxwin
  • Slot Gacor
  • Slot online