MADANIACOID – Kucing merupakan hewan berbulu yang banyak dipelihara oleh manusia. Selain lucu dan menggemaskan, ternyata memelihara dan menyayangi kucing sangat diperbolehkan dalam Islam.
Ada salah satu sahabat Nabi yang memiliki julukan tersendiri karena kecintaannya pada kucing, ia adalah Abd Syam dengan julukannya Abu Hurairah yang berarti ayahnya kucing kecil, dikutip dari laman resmi nu jatim.
Saat itu Nabi melihat Abd Syam sedang merawat dan bermain-main dengan kucing kecil yang pernah ia pungut, sehingga diberikanlah nama tersebut.
Kecintaan Abu Hurairah pada hewan ini menjadi dalil diperbolehkannya merawat dan menyayangi binatang piaraan, khususnya kucing. Bahkan Imam Ibnu Hajar al-Haitami berkata:
وَيُسْتَحَبُّ إكْرَامُهُ وَيَجِبُ عَلَى مَالِكِهِ إطْعَامُهُ إنْ لَمْ يَسْتَغْنِ بِخَشَاشِ الْأَرْضِ
Artinya: “Dianjurkan memuliakan (merawat dengan sungguh) kucing. Dan wajib bagi pemiliknya memberikan makan kepadanya jikalau kucing itu tidak bisa mencari makan sendiri” (Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, [Al-Maktabah al-Islamiyah], juz 4, hlm. 240)
Sahabat Nabi yang Sampai Diampuni Dosanya
Masih dilansir dari laman yang sama, bahwa ada satu sufi yang sampai diampuni dosanya oleh Allah SWT karena menyelamatkan hewan tersebut di jalanan.Ia bernama Syekh Abu Bakr Asy-Syibli yang telah wafat ratusan tahun silam.
Melalui sebuah mimpi yang terekam dalam kitab Nashaihul Ibad karya Syekh An Nawawi Al-Bantani.
Dalam sebuah mimpi seseorang, Imam Asy Syibli yang telah wafat itu ditanya oleh Allah SWT :
“Kamu tahu, apa yang membuat-Ku mengampuni dosa-dosamu ?”
“Amal shalihku”
“Bukan”
“Ketulusanku dalam beribadah”
“Bukan”
“Hajiku, puasaku, shalatku”
“Juga bukan”
“Perjalananku kepada orang-orang shalilh dan untuk menimba ilmu”
“Bukan”
“Ya Ilahi, lantas apa?,” tanya Imam Asy-Syibli.
Allah SWT menjawab pertanyaan itu dengan mengacu pada kisah pertemuan Imam asy-Syibli dengan binatang itu di jalanan Kota Baghdad.
Hewan berkaki empat yang nampak loyo oleh keganasan hawa dingin itu menyudut ke suatu tempat, berharap kondisi bisa membaik.
Imam asy-Syibli yang tersentuh hatinya lalu memungut binatang malang itu, kemudian menghangatkannya di dalam jubah yang ia pakai.
“Lantaran kasih sayangmu kepada kucing itulah, Aku memberikan rahmat kepadamu.”
Kisah di atas seakan mengajarkan pentingnya sikap tawaduk atas segenap kesalihan ibadah betapa pun hebatnya dan keutamaan melembutkan hati dan memberikan bantuan, termasuk kepada binatang, apalagi manusia.
Discussion about this post