Bandung, BandungOke – Kursi 12B di gerbong ekonomi KA Malabar penuh sesak malam itu, Minggu (7/9). Rini, 21 tahun, mahasiswi asal Garut yang kuliah di Yogyakarta, merapatkan tas punggung ke pangkuannya.
Di sekelilingnya, penumpang lain sibuk mencari ruang duduk tambahan. Beberapa bahkan rela berdiri di lorong. “Walau penuh, naik kereta itu lebih nyaman. Saya bisa tidur, bisa lihat pemandangan sawah,” katanya.
Adegan seperti itu berulang di banyak perjalanan selama libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung mencatat 131.034 tiket terjual dalam rentang lima hari, dengan okupansi rata-rata 126 persen. Puncak keterisian terjadi pada Minggu (7/9) ketika angka menembus 146,4 persen.
Manager Humasda KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, tak menampik bahwa lonjakan ini mencerminkan tingginya ketergantungan publik terhadap kereta.
“Relasi favorit masih didominasi Bandung–Gambir, Bandung–Yogyakarta, hingga Surabaya. KA Malabar bahkan mencatat okupansi 202 persen,” ujarnya, Selasa (9/9/2025)
Tingginya angka ini memberi dua wajah. Di satu sisi, kereta api tetap dipercaya sebagai moda transportasi utama. Di sisi lain, kenyamanan penumpang kerap jadi taruhan.
Lima kereta dengan okupansi tertinggi—Malabar, Kahuripan, Turangga, dan Lodaya—seakan menjadi bukti bahwa kapasitas tak lagi sebanding dengan permintaan.
Relasi favorit juga menunjukkan pola migrasi masyarakat: Bandung–Jakarta untuk urusan kerja, Bandung–Yogyakarta untuk pendidikan, dan Bandung–Surabaya untuk silaturahmi keluarga.
KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan 44 perjalanan jarak jauh selama periode libur. Namun, kritik terhadap pelayanan tetap ada. “Bagi kami, perjalanan bukan sekadar memindahkan orang dari satu titik ke titik lain. Ini tentang menghadirkan pengalaman yang aman, selamat, dan berkesan,” kata Kuswardojo.
Libur panjang Maulid usai, tapi gema perjalanan masih terasa. Deru roda besi mengingatkan, kereta api bukan sekadar transportasi, melainkan ruang rindu, ruang silaturahmi, sekaligus ruang yang menantang KAI untuk terus membenahi kenyamanan publik.***











Discussion about this post