Bandung, (b) — Ketua Nazhir Masjid Raya Bandung, Roedy Wiranatakusumah, menyatakan siap melakukan pembenahan besar-besaran terhadap Masjid Raya Bandung. Komitmen ini muncul setelah ia menjalin komunikasi intensif dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam upaya menyelamatkan salah satu ikon keagamaan dan kebudayaan penting di Jawa Barat.
Dalam konferensi pers yang digelar di lantai dua Masjid Raya Bandung, Rabu (11/6/2025), Roedy mengungkapkan bahwa ia telah menyampaikan surat audiensi kepada Gubernur Jawa Barat pada 10 Juni lalu. Surat tersebut telah diterima oleh bagian Tata Usaha Setda Pemprov Jabar.
“Saya sudah ajukan permohonan resmi untuk audiensi. Kami ingin menyampaikan langsung kondisi Masjid Raya yang saat ini membutuhkan perhatian serius,” kata Roedy.
Sebelumnya, surat juga telah dikirimkan kepada Kepala Biro Kesra Pemprov Jabar, Andrie Kustria Wardhana, guna membahas program kerja Nazhir bersama pemerintah provinsi. Namun hingga kini belum ada tanggapan.
Kepengurusan Gantung, Aset Tak Terurus
Roedy menyoroti kekosongan kepengurusan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang seharusnya sudah berganti. DKM lama telah demisioner, sementara pengurus baru belum ditunjuk secara resmi oleh Biro Kesra yang memiliki kewenangan.
“Penunjukan DKM adalah wewenang biro Kesra. Namun hingga kini belum ada kejelasan,” ujar Roedy.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat dirinya dilantik sebagai Ketua Nazhir pada April 2025, pihaknya harus memulai pengelolaan dari nol. Salah satunya dengan membuka rekening baru, karena rekening sebelumnya masih dikuasai pengurus lama.
Audit terhadap pengelolaan masa lalu, menurut Roedy, belum dilakukan, meski langkah tersebut terbuka untuk diambil apabila diperlukan.
Masjid Raya dalam Sorotan
Kondisi Masjid Raya Bandung kini disebut dalam keadaan memprihatinkan. Atap masjid dilaporkan bocor, ambulans milik masjid diduga dijual, dan beberapa kendaraan inventaris tercatat atas nama pribadi.
Pada pelaksanaan Idul Adha terakhir, jumlah hewan kurban pun menyusut drastis. Hanya dua ekor sapi disembelih, padahal sebelumnya puluhan hewan kurban rutin disalurkan. Situasi ini mendorong Roedy untuk mengambil langkah strategis. Ia menekankan perlunya menempatkan DKM di bawah struktur Nazhir agar pengelolaan keuangan menjadi transparan dan bisa dipertanggungjawabkan.
“Masjid ini milik masyarakat. Maka pengelolaannya pun harus akuntabel,” tegasnya.
Dukungan Gubernur Diharapkan
Roedy berharap Gubernur Dedi Mulyadi ikut turun tangan langsung. Ia terbuka jika ke depan gubernur rutin berkegiatan di Masjid Raya Bandung dan bahkan mengusulkan agar Dedi Mulyadi menjadi “Bapak Wakaf Jawa Barat”.
Dalam jangka panjang, Roedy merancang program pembenahan menyeluruh, termasuk menjalin kerja sama dengan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan pihak luar negeri seperti Arab Saudi dan Brunei.
Tujuannya adalah menjadikan Masjid Raya Bandung kembali sebagai pusat spiritual dan kebanggaan masyarakat.
Target besarnya, kata Roedy, adalah menjadikan masjid tersebut sebagai lokasi ibadah bersama para pemimpin negara-negara Asia dan Afrika dalam perayaan HUT Konferensi Asia-Afrika ke-75 tahun 2030 mendatang.
Seperti diketahui, tanah Masjid Raya Bandung merupakan tanah wakaf dari keluarga Wiranatakusumah IV, dan Roedy adalah keturunan langsung dari wakif tersebut. Sebagai Ketua Nazhir bersertifikasi, ia kini memimpin sembilan orang pengelola wakaf dengan mandat menjaga, mengelola, dan mengembangkan harta wakaf sesuai peruntukannya.











Discussion about this post