madania.co.id – Musim penghujan di Indonesia terjadi sekitar bulan Oktober sampai Maret. Sejumlah wilayah di Indonesia hampir setiap hari diguyur hujan, terutama di bulan Februari sekarang. Pasalnya, menurut BMKG bulan Februari adalah puncak musim penghujan.
Suhu yang rendah merupakan akibat dari guyuran hujan yang sering turun. Seringkali aktivitas sehari-hari kemungkinan akan terganggu. Bahkan, sebagian orang ketika hujan datang akan mengeluh karena menghalangi pekerjaan mereka.
Namun, jika ditelaau lebih jauh dari sudut pandang islam, hujan merupakan karunia dan hikmah luar biasa dari Allah SWT.
Bagi sebagian orang hujan yang turun dari langitmerupakann hal yang ditunggu-tunggu. Terutama untuk para petani, yang berbulan-bulan sebelumnya merasa kesulitan air dan mengalami kekeringan. Lalu bagaimana hikmah diturunkannya hujan menurut Islam?
Manfaat dan Hikmah Hujan Menurut Islam
Mengutip laman Majelis Ulama Indonesia, berikut hikmah dan manfaat diturunkannya air hujan oleh Allah SWT.
1. Hujan adalah Rahmat Allah SWT untuk Makhluk-Nya
Hujan turun sebagai bentuk dari keseimbangan alam yang Allah ciptakan. Dengan turunnya hujan, air di bumi akan terpenuhi bagi seluruh makhluk-Nya. Dalam surat Az Zukhruf ayat 11, Allah berfirman:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).”
2. Hujan Mendatangkan Berkah
Dalam Alquran terdapat ungkapan bahwa hujan adalah berkah. Hal ini sebagaimana difirmankan dalam kitab suci, Alquran :
“Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS Qaaf ayat 9).
Dari ayat di atas, kita mengetahui bahwa Allah menurunkan hujan sebagai rahmat-Nya sesuai dengan kebutuhan seluruh makhluk-Nya.
3. Sebagai alat bersuci hamba-hamba Allah
Air hujan hukumnya halal, sehingga bisa digunakan untuk bersuci dari hadas dan naji. Sebagaimana Allah berfirman dalam Surat Al-Anfal ayat 11 :
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu).”
4. Sebagai pengingat bagi manusia
Dalam hadits dikatakan, bahwa Nabi Muhammad SAW begitu khawatir pada saat muncul mendung, jangan-jangan akan datang adzab dan kemurkaan Allah SWT. Hal ini sebagaimana riwayat yang dinukilkan Aisyah RA, dia berkata :
” Jika Rasulullah SAW melihat mendung atau angin, maka raut wajahnya pun berbeda.” ‘Aisyah berkata, “Wahai Rasululah, jika orang-orang melihat mendung, mereka akan begitu girang. Mereka mengharap-harap agar hujan segera turun. Namun berbeda halnya dengan engkau. Jika melihat mendung, terlihat wajahmu menunjukkan tanda tidak suka.” Beliau pun bersabda, “Wahai ‘Aisyah, apa yang bisa membuatku merasa aman? Siapa tahu ini adalah azab. Dan pernah suatu kaum diberi azab dengan datangnya angin (setelah itu). Kaum tersebut (yaitu kaum ‘Aad) ketika melihat azab, mereka mengatakan, “Ini adalah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadits tersebut, kita bisa mengambil hikmah bahwa hujan bisa bermakna bahwa kita harus selalu takut dan memohon perlindungan Allah dari murka-Nya.
Jadi, ketika hujan turun alangkah baiknya kita berdoa dan memohon pertolongan serta perlindungan kepada Allah Swt. Karena, hujan bukanlah hal yang buruk dan dijadikan sebagai alasan untuk mengeluh. Melainkan suatu kondisi dimana kita harus ingat akan Allah SWT sebagai pencipta alam semesta dan segala isinya. Wallahu’alam
Discussion about this post