Madania.co.id, Palestina- Warga Palestina di Jalur Gaza yang diblokade oleh otoritas Israel telah melakukan unjuk rasa untuk memperingati 53 tahun ‘Hari Orang Terluka Palestina’.
Acara tahunan tersebut memberikan penghormatan kepada puluhan ribu warga Palestina yang terluka selama perang dan agresi rezim zionis Israel.
Selama perang tahun 2014 di Gaza, pasukan Israel menewaskan lebih dari 2.200 warga Gaza, termasuk wanita dan anak-anak, dengan lebih dari 11.000 orang terluka.
Ribuan orang Palestina yang terluka menderita cacat permanen selama perang Israel, seperti dilansir Press TV (13/03/21).
Dalam jumpa pers, faksi Palestina mengecam normalisasi hubungan antara rezim Israel dan beberapa negara Arab terutama di kawasan Teluk Persia.
Gerakan Hamas mengatakan normalisasi mendorong rezim Israel untuk melakukan lebih banyak kejahatan terhadap Palestina.
Pasukan Israel telah melukai sekitar 30 ribu pengunjuk rasa Palestina sejak 30 Maret 2018 yang mengambil bagian dalam demonstrasi Great March of Return.
Warga Palestina yang terluka mengatakan bahwa kejahatan Tel-Aviv itu akan terus dibiarkan tanpa hukuman, selama mendapat perlindungan dari negara-negara Barat.
Ribuan orang di Jalur Gaza menderita cacat dalam beberapa tahun terakhir karena penggunaan senjata yang dilarang secara internasional oleh Israel selama perang dan dipakai seringnya saat operasi militer.
Ketidakpedulian Israel yang tidak berperasaan terhadap kehidupan manusia terus menimbulkan rasa sakit dan penderitaan pada orang-orang Palestina.
Pasukan Israel telah membunuh dan melukai ribuan warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk wanita dan anak-anak, sejak 2008 lalu para pengamat menggambarkan sebagai konspirasi internasional untuk diam. (dzk)
Discussion about this post