Madania.co.id, Turki- Para dokter dan perawat Turki pada Kamis (14/01), meluncurkan program vaksinasi massal dengan suntikan vaksin CoronaVac yang dikembangkan oleh perusahaan biofarmasi Tiongkok, Sinovac China.
Menteri Kesehatan Fahrettin Koca menerima suntikan pertama CoronaVac yang disiarkan secara langsung melalui televisi, setelah secara resmi menyetujui vaksin pada hari sebelumnya, Rabu (13/01).
Hal itu tetap dilakukan meskipun ada data yang bertentangan tentang tingkat kemanjurannya.
Dilansir Aljazeera (14/01/21), diikuti Menteri Kesehatan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga menerima vaksin di sebuah rumah sakit di Ankara, menurut kantor berita negara, Anadolu.
Studi pendahuluan mengenai vaksin CoronaVac, yang melibatkan lebih dari 7.000 sukarelawan di Turki, menunjukkan bahwa vaksin dari Sinovac tersebut telah efektif hingga 91.25%.
Namun suntikan tersebut berada di bawah pengawasan regulator, setelah data terbaru dari Brasil menunjukkan bahwa vaksin tersebut hanya memiliki efektivitas lebih dari 50%.
Hitungan tersebut sedikit di atas patokan yang ditetapkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) agar vaksin bisa digunakan untuk penggunaan umum.
Minggu sebelumnya peneliti Brazil mengatakan 78% efektif, tetapi mereka merevisi angka itu dengan mengatakan tidak termasuk semua data dari uji klinis.
Uji coba ketiga di Indonesia menunjukkan tingkat keberhasilan 65.3%. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran mengenai transparansi dari pabrikan China tersebut.
Perusahaan farmasi yang berbasis di Beijing tersebut membela perusahaan Sinovac dengan mengatakan itu masih aman untuk digunakan.
InsyaAllah Vaksin Aman
Profesor Recep Demirhan, kepala dokter di sebuah rumah sakit Istanbul, meyakinkan publik atas keamanan vaksin tersebut saat menerima suntikan.
“Warga kami tidak perlu khawatir,” katanya kepada wartawan. “Kami telah melakukan pengujian awal dari semua vaksin yang masuk ke Turki dan aman.”
Turki telah menandatangani 50 juta dosis CoronaVac di mana 20 juta di antaranya akan tiba pada akhir bulan.
Badan Anadolu resmi melaporkan Turki juga mengirim 20.000 dosis ke negara bagian Siprus Utara yang memisahkan diri.
Pada bulan Desember, Turki juga mencapai kesepakatan untuk menerima 4.5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech pada akhir Maret.
Para pejabat Turki berharap agar dapat menerima hingga 30 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech.
Di sisi lain, lebih dari 2,3 juta orang telah terinfeksi virus covid-19 di Turki dan lebih dari 23.000 orang telah meninggal. (dzk)
Discussion about this post