MADANIACOID.– Knowledge Cafe merupakan sebuah seminar yang diselenggarakan oleh Management of Technology Laboratory Sekolah Bisnis dan Manajemen, Institut Teknologi Bandung (MoT Lab SBM-ITB) bekerjasama dengan Program Studi Master Sains Manajemen dan Doktor Sains Manajemen (MSM- DSM) SBM-ITB dengan maksud untuk diseminasi hasil riset yang diakukan oleh sivitas akademika SBM- ITB.
Pada Knowledge Cafe edisi Desember 2022 kali ini, kami mengambil topik “Business Agility During Pandemic Era”.
Acara ini diselenggarakan di Lobby Kresna SBM-ITB, Jalan Ganesha 10 Bandung pada pukul 13.00-15.30 WIB.
Pengisi acara ini adalah pemenang hibah riset kompetitif yang didanai oleh Facebook (Meta) dari ITB yang dimotori oleh Dr.rer.pol. Eko Agus Prasetio, Dedy Sushandoyo, PhD., dan Dr.Eng. Ayu Purwarianti.
Pemenang riset kompetif ini menyisakan lima (5) proposal dari 189 proposal dari 39 negara. Riset kompetitif yang berjudul “Business Agility- the critical role of data-driven and digital advertising” ini dilatarbelakangi oleh efek domino yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang membuat banyak usaha kecil dan menengah terpaksa beroperasi secara online.
Riset yang diangkat oleh peneliti ITB tersebut menelusuri seberapa lincah para pelaku usaha selama pandemi COVID-19. Penelitian ini mengambil tiga metodologi yaitu kualitatif, kuantitatif, dan teknis.
Dari metodologi kualitatif, riset ini merupakan investigasi mengenai bagaimana big data dan proses organisasi mempengaruhi ketangkasan bisnis sebuah perusahaan.
Ketangkasan bisnis yang dimaksud di dalam riset ini adalah kemampuan perusahaan untuk meningkatkan performa produk dan menciptakan bisnis baru.
Guna memenuhi tujuan tersebut riset ini mengambil studi kasus di empat perusahaan startup sebagai studi kasus, yaitu eFishery, Credibook, Kazee dan Prosa.ai, dan juga survei kepada pemilik dan manajer homestay di Indonesia di periode 2019-2021 dengan 350 responden.
Temuan yang didapatkan dari riset ini menunjukan bahwa startup yang memiliki target pasar menengah ke bawah membutuhkan lebih banyak data yang didapatkan dari instrumen non aplikasi dibandingkan data applikasi.
Secara umum big data mempengaruhi proses organisasi (Organizational Process) dan selanjutnya proses organisasi tersebut mempengaruhi kelincahan bisnis (Business Agility).
Selain itu, keterlibatan top management juga ditemukan berpengaruh dalam kelincahan bisnis, tepatnya pada bagaimana perusahaan dapat menciptakan bisnis baru.
Dari hasil penelitian tersebut, disarankan untuk manajemen perusahaan dapat menentukan strategi big data dengan mempertimbangkan fungsi dan karakteristik data aplikasi dan non aplikasi.
Penentuan tersebut dapat diorientasikan berdasarkan kebutuhan perusahaan untuk membuat bisnis baru atau meningkatkan kualitas produk.
Selain itu, diharapkan top management dapat mengatur proses organisasi mereka dalam menentukan kelincahan bisnis di era yang penuh dengan perubahan.
Dari pendekatan kuantitatif, ditunjukkan bahwa implementasi ketangkasan operasional (operational agility) sebuah usaha terbukti meningkatkan hasil nilai pelanggan hanya jika digitalisasi diterapkan.
Hubungan ini dapat diperkuat dengan meningkatkan keterlibatan erat (engagement) dengan Komunitas wisata lokal (POKDARWIS).
Penerapan kelincahan pelanggan terbukti meningkatkan hasil nilai pelanggan hanya jika digitalisasi tingkat tinggi diterapkan. Hubungan ini dapat diperkuat dengan meningkatkan engagement dengan POKDARWIS tersebut.
Dari temuan ini, disarankan para pelaku usaha homestay untuk menjalin kerjasama dengan POKDARWIS di masing-masing daerah.
Secara spesifik, dalam kasus daerah dengan potensi
implementasi digitalisasi yang rendah, prosedur untuk memaksimalkan kelincahan operasional pada dasarnya diperlukan.
Sementara itu, dalam kasus wilayah dengan potensi penerapan digitalisasi yang tinggi, diperlukan prosedur untuk memperkuat operasional dan kelincahan pelanggan.
Sementara itu dari pendekatan teknis, dilakukan media monitoring menggunakan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) dengan sumber media dari online news (yang terdiri dari Kumparan, Kompas, CNBC Indonesia, CNN Indonesia, Detik, dan Republika) di rentang tahun 2020-2022.
Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan menggunakan predefined keyword yang relevan namun memiliki beberapa batasan karena masih dalam tahap preliminary.
Kemudian data tersebut akan dianalisis lebih lanjut menggunakan teknologi AI untuk memperoleh informasi berupa konsep sentimen, suggestion, dll.
Dari media monitoring tersebut diperoleh total 1.540 data dengan 17.017 konsep (3.776 konsep positif, 6.498 konsep netral, dan 6.743 konsep negatif) yang memberikan insight sebagai berikut.
Pertama, Pembahasan terkait usaha/UMKM/homestay yang rugi/ bangkrut/ gulung tikar/ terdampak covid perlahan mengalami penurunan.
Jika dilihat dari perbandingan sentimen negatif dan positif, pada tahun 2022 sudah mulai mengecil yaitu sekitar 1,5 : 1.
Tidak seperti 2 tahun sebelumnya yang sentimen negatif proporsinya 2 kali lebih banyak dibanding sentimen positif. Kedua, Konsep yang paling sering muncul adalah `UMKM`.
Hal ini menunjukkan bahwa berita-berita yang ada selama tahun 2020-2022 yang berkaitan dengan dampak covid/pandemi/dll yang menyebabkan kerugian/bangkrut/gulung tikar paling banyak adalah sektor UMKM.
Kemudian, jika dilihat pada persebaran sentimen pada konsep UMKM tersebut menunjukkan bahwa sentimen negatif mendominasi sentimen lain, bahkan sentimen netral.
Sebagai penutup, melalui acara Knowledge Cafe ini diharapkan semakin banyak penelitian sivitas ke depan memanfaatkan dana riset internasional.
Selain itu, perlunya sivitas akademika secara berkala untuk melakukan diseminasi riset ke publik supaya manfaat intelektual dari pengembangan pengetahuan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pada akhirnya, kami berterima kasih kepada pihak-pihak secara langsung berpartisipasi dalam acara ini, khususnya sivitas dan asisten peneliti dari MoT Lab SBM-ITB, Prodi MSM-DSM, Markom SBM-ITB, Sarpras SBM-ITB, dan pihak sponsor yaitu Facebook (Meta) dan Golden Bridge Speciality Coffee.
Discussion about this post