MADANIACOID – Pernahkah kamu merasa down seharian setelah mengalami satu hal buruk, padahal di hari yang sama kamu juga mengalami hal baik? Ternyata, menusia memiliki kecenderungan berfokus pada hal negatif ketimbang hal positif meskipun keduanya dalam porsi yang sama. Situasi ini dikenal sebagai negativity bias.
Apa itu Negativity Bias?
Negativity bias atau bias negatif adalah kecenderungan manusia yang lebih mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran negatif. Bahkan jika di hari itu terdapat berbagai hal baik, namun jika ada satu saja hal buruk, kamu akan lebih fokus pada hal buruknya.
Dalam beberapa penelitian, disebutkan bahwa emosi negatif cenderung lebih kuat tiga kali lipat dibandingkan emosi positif. Fenomena psikologis ini menjelaskan kenapa kesan pertama yang buruk lebih sulit diatasi dan kenapa trauma masa lalu sulit dihilangkan.
Melansir laman Verywell Mind, manusia cenderung:
- Mampu mengngat pengalaman negatif lebih baik dibanding pengalaman positif
- Mengingat hinaan lebih jelas daripada pujian
- Bereaksi lebih kuat terhadap rangsangan negatif
- Lebih sering memikirkan hal negatif ketimbang hal positif
- Memiliki respon lebih kuat terhadap peristiwa negatif daripada peristiwa positif
Fokus pada hal negatif pada dasarnya merupakan bentuk evolusi manusia modern dalam hal kecemasan. Nenek moyang manusia saat itu hidup di alam liar, dikelilingi oleh bahaya dan kelangkaan makanan. Dengan kondisi seperti itulah, insting untuk fokus pada potensi bahaya dianggap lebih bisa menyelamatkan nyawa.
Dampak Negativity Bias
Pertama, ketika dihadapkan pada suatu pilihan, kamu mungkin kesulitan mengambil keputusan karena cenderung melihat sisi negatifnya. Meski terkadang bisa mencegahmu mengambil keputusan tergesa-gesa, namun terlalu banyak ketakutan juga dapat menghambatumu mencapai tujuan.
Kedua, dapat menurunkan rasa percaya diri. Ketika terlalu fokus merenungkan ketakutan atau kelemahan diri, kemungkinan kamu akan mengabaikan sisi positifnya. Perlu diingat bahwa kamu juga memiliki potensi, keterampilan yang telah diasah, dan pencapaian yang pernah diperoleh.
Ketiga, menghambat perkembangan diri dan sulit melangkah maju. Memikirkan hal negatif terus-menerus dapat mengakibatkan kita stuck, takut memulai, sehingga sulit untuk memperoleh kemajuan. Dalam jangka panjang, tidak memperoleh kemajuan akan berakibat pada kesehatan mental yang memburuk.
Cara Menghadapi Negativity Bias
Pertama, perhatikan setiap jenis pikiran yang terlintas di benakmu. Kamu perlu menyadari pola pikir yang muncul dalam pikiranmu. Bisa dimulai dengan mencatat isi pikiranmu dalam jurnal, baik tentang hal-hal yang disyukuri, maupun hal-hal yang disesali. Tidak perlu panjang, kamu dapat memulainya dengan poin-poin sederhana.
Kedua, ubah situasinya. Setelah suatu peristiwa terjadi, kamu mungkin berpikir seperti “Saya seharusnya tidak melakukan hal itu.” Kamu boleh menyesal, namun jangan terlalu berlarut-larut dalam penyesalan. Mulailah untuk fokus pada solusi dan pengembangan diri agar hal serupa tidak terulang kembali.
Terakhir, ambil langkah-langkah kecil dan realistis untuk menghadapi pikiran-pikiran negatif. Dengan mengubah pola pikir—ke sisi yang positif—secara konsisten, rasa percaya diri dan self-love kamu akan tumbuh. Seiring berjalannya waktu, emosi positif ini akan membantumu mencapai tujuan yang lebih efektif. *** (Mahayuna Gelsha Supriyadi)
Discussion about this post