Madania.co.id, Inggris- Para pemimpin Muslim Inggris memperingatkan PM Inggris, Boris Johnson mengenai seorang guru sekolah yang membagikan gambar Nabi Muhammad, dengan sorban dan bom diikatkan di sekelilingnya, kepada para siswanya.
Insiden itu terjadi di Batley Grammar School, West Yorkshire, dan pemimpin Muslim setempat bersikeras mengimbau untuk menghormati Islam dan menuntut agar gurunya diberhentikan.
Adil Shahzad, imam Institut Al-Hikam di Bradford, mengatakan bahwa surat yang berisikan perasaan komunitas Muslim Inggris akan dikirim ke Johnson dan beberapa anggota parlemen lokal, The Times melaporkan.
Dia menambahkan: “Yang kami minta hanyalah sedikit rasa hormat. Jika satu guru dapat melakukannya, guru lain dapat melakukannya lima tahun ke depan, dan kami tidak ingin ini menjadi kasus. Jika tidak, kami tidak bertanggung jawab atas tindakan beberapa individu.”
Dilansir Arab News (28/03/21), akibat dari hal itu, beberapa orang tua Muslim mengancam akan memindahkan anak-anak mereka ke sekolah Islam jika guru yang melakukan kontroversi itu masih mengajar.
Shahzad menambahkan, “Kami berharap sekolah akan melakukan hal yang benar dan memberikan preseden yang tepat, karena jika ini menjadi kasus pertama yang terjadi di negara ini, maka kemungkinan besar akan mengikuti rute yang telah diambil Prancis.”
“Misalnya… di mana pertama-tama akan melontarkan ‘ayo hina nabi’, lalu ‘akan mulai melarang burqa,’” sambungnya.
Para pegiat Muslim telah berjanji untuk terus melakukan protes di luar sekolah sampai gurunya dipecat.
Harus Ditanggapi dengan Serius
Guru itu berada di bawah perlindungan polisi, bahkan tetangganya mengatakan bahwa keluarganya tidak terlihat sejak hari Kamis, ketika protes dimulai.
Salah satu tetangganya, Jamal Alterk, mengatakan bahwa dia akrab dengan keluarganya. Mereka baik-baik saja. Saya pikir apa yang terjadi bukanlah dengan niat atau rasisme apapun atau semacamnya.
“Kami Muslim, saat Idul Fitri mereka memberi kami kartu Idul Fitri untuk anak-anak, dan bahkan manisan-manisan halal untuk anak-anak. Dia mungkin tidak sadar bahwa kartun itu bisa menyinggung,” kata Altrek.
Tetangga lain berkata, “Saya tidak berpikir dia akan melakukan apa pun untuk menghina siapa pun. Kami Muslim, dan mereka adalah keluarga yang sangat baik.”
Para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi di luar sekolah terdiri dari para orang tua siswa, tetapi ada juga orang-orang yang datang dari dekat Leeds dan Rochdale.
Shahzad mengatakan bahwa tokoh Muslim setempat telah mencoba meredakan ketegangan pada hari Jum’at dengan khotbah.
“Kami memastikan tidak ada yang melakukan sesuatu yang tidak bertanggung jawab, kami tidak menyebarkan kebencian, kami tidak menyebarkan kekerasan dan kami melakukannya dengan cara yang damai, sesuai dengan hak demokrasi kami.”
Anak-anak sekolah yang diperlihatkan gambar nabi “dengan sorban dan bom diikatkan di sekelilingnya” langsung bereaksi, kata orang tua mereka, bahkan pelajaran segera berubah menjadi kekacauan.
Farooq Hussain berkata, “Jika mereka tidak melakukan apa-apa, saya harus memindahkan anak saya keluar dari sini. Banyak orang tua mungkin akan melakukan itu. Kami (muslim) memiliki sekolah sendiri yang juga mengajarkan semua yang mereka ajarkan/sekolah Islam.”
Orang tua lainnya, Muhammad (40) mengatakan bahwa dia “tidak menyalahkan sekolah”, tetapi dia ingin masalah itu “ditanggapi dengan serius”, sebelum terjadi hal yang serupa seperti di Prancis. (dzk)
Discussion about this post